Mahasiswa Jambi Bentangkan Bendera Demokrasi: Tolak Politik Dinasti dan Serukan Keadilan HAM

Kini, mahasiswa di Jambi mengambil peran dengan menggelar aksi mimbar demokrasi yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan masyarakat yang menyebut diri mereka sebagai Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Jambi (Gemas Raja).

21 Dec 2023 - 10:55
Mahasiswa Jambi Bentangkan Bendera Demokrasi: Tolak Politik Dinasti dan Serukan Keadilan HAM
Gerakan mahasiswa dan rakyat Jambi (Gemas Raja) saat menggelar aksi di pelataran Universitas Nurdin Hamzah (UNH), Jambi, Rabu (20/12/2023). (IST)

Jakarta, (afederasi.com) - Suasana penolakan terhadap politik dinasti dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terus mencuat di berbagai wilayah. Kini, mahasiswa di Jambi mengambil peran dengan menggelar aksi mimbar demokrasi yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan masyarakat yang menyebut diri mereka sebagai Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Jambi (Gemas Raja). Acara tersebut digelar di pelataran Universitas Nurdin Hamzah (UNH), Rabu (20/12/2023).

Presiden Mahasiswa UNH, Rio Jodiansyah, memberikan pemahaman tentang latar belakang aksi ini. Menurutnya, aksi tersebut muncul sebagai respons terhadap keresahan rakyat terhadap kondisi demokrasi saat ini. "Kita selalu dipertontonkan drama kekuasaan yang memuakan, telanjang tanpa rasa malu memperlihatkan pertunjukannya yang semena-mena." ungkap .Rio seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com

Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Jambi Tuntut Keadilan Demokrasi

Rio Jodiansyah, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Suara.com, menegaskan bahwa aksi ini tidak semata-mata hanya sebagai ungkapan kekecewaan, melainkan sebagai sebuah gerakan mahasiswa dan rakyat yang menuntut keadilan dalam sistem demokrasi. "Peraturan diubah seenaknya sendiri, konstitusi diubah demi anak kandung sendiri." katanya seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.

Rio juga menyuarakan kritik terhadap Mahkamah Konstitusi sebagai benteng terakhir keadilan. Menurutnya, lembaga tersebut telah melakukan pelanggaran etik yang berat, namun dianggap sebagian penguasa sebagai hal biasa. Selain itu, ia menyoroti penghilangan nyawa era Orde Baru yang kini dianggap sebagai sesuatu yang klise, dengan membandingkannya dengan kekerasan dan penghilangan nyawa yang terus terjadi saat ini.

Rio Jodiansyah mengajak seluruh masyarakat Jambi untuk bersatu menolak pelanggaran HAM yang terjadi dan menentang politik dinasti yang merajalela. "Kami tidak bicara soal calon presiden, tapi kami berbicara tentang demokrasi saat ini." ungkapnya seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com. Rio menegaskan bahwa sensitivitas terhadap nilai kemanusiaan harus menjadi pijakan untuk menghindari terus menerusnya pelanggaran HAM di masa depan.

Dalam aksinya, Presiden Mahasiswa UNH menolak kontestasi politik yang dianggap telah mengaborsi konstitusi melalui Mahkamah Konstitusi. Rio Jodiansyah menekankan bahwa perlawanan mereka tidak hanya berkutat pada isu calon presiden, melainkan melibatkan aspek fundamental demokrasi yang harus dijaga bersama. "Kami menolak politik dinasti tumbuh subur dalam kehidupan berdemokrasi," tegasnya, menggambarkan tekad keras Gerakan Mahasiswa dan Rakyat Jambi (Gemas Raja) seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com. (mg-1/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow