Lapas Tulungagung Raih Juara Umum dalam Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025
Tulungagung, (afederasi.com) – Lapas Kelas IIB Tulungagung kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam dunia pembinaan pemasyarakatan. Pada ajang Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur, Lapas Tulungagung berhasil meraih gelar Juara Umum.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai 21 hingga 23 Juli 2025, digelar di Lapangan Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Sidoarjo. Perkemahan tersebut mengangkat tema “Tangguh Dalam Cobaan, Tumbuh Dalam Pembinaan” dan diikuti oleh 38 regu dari seluruh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Jawa Timur.
Lapas Tulungagung mengikutsertakan 16 warga binaan yang telah menunjukkan komitmen dalam proses pembinaan. Para peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan penuh semangat, mulai dari lomba pentas seni, semaphore, hingga yel-yel. Penampilan mereka yang memukau berhasil mengantarkan Lapas Tulungagung sebagai peraih Juara Umum, sekaligus memenangkan sejumlah kategori lomba.
Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, hadir langsung dalam upacara penutupan dan menerima penghargaan atas pencapaian tersebut. Ia menyampaikan apresiasinya atas kerja keras seluruh warga binaan dan jajarannya.
“Prestasi ini merupakan hasil dari pembinaan yang konsisten, kerja sama tim yang kuat, serta semangat para warga binaan untuk terus berkembang. Ini menjadi bukti bahwa proses pembinaan berjalan pada jalur yang benar,” ungkap Ma’ruf.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung kegiatan positif di dalam lapas sebagai bagian penting dari proses rehabilitasi dan pembinaan karakter.
“Kami akan terus mendorong kegiatan positif dan produktif sebagai bagian dari program pembinaan. Semoga prestasi ini menjadi penyemangat bagi seluruh jajaran dan warga binaan untuk terus berbenah, tumbuh, dan membawa nama baik Lapas Tulungagung dalam berbagai kesempatan,” tambahnya.
Prestasi ini tidak sekadar menjadi pencapaian seremonial, melainkan simbol bahwa proses pembinaan yang tepat dapat melahirkan perubahan nyata. Di balik jeruji, semangat untuk memperbaiki diri tetap menyala, dan Lapas Tulungagung membuktikan bahwa harapan selalu memiliki ruang untuk tumbuh.(dn)
What's Your Reaction?


