Juri Dituding Tak Netral, O2SN Situbondo Tuai Sorotan dan Kekecewaan Peserta

20 Jun 2025 - 14:11
Juri Dituding Tak Netral, O2SN Situbondo Tuai Sorotan dan Kekecewaan Peserta
Suasana perlombaan 02SN di Situbondo (alifia rahma/afederasi.com)

Situbondo, (afederasi.com) – Ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP/MTs di Kabupaten Situbondo diwarnai kontroversi. Sejumlah peserta dan pelatih menyuarakan kekecewaan terhadap sistem penilaian, khususnya pada cabang pencak silat, yang dinilai tidak adil dan mencederai semangat sportivitas.

Kompetisi yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Situbondo di SMP Negeri 5 Situbondo itu semula diharapkan menjadi ajang unjuk prestasi siswa. Namun, harapan itu sirna bagi sebagian peserta, setelah muncul dugaan kuat adanya keberpihakan juri terhadap atlet tertentu.

Mahfud, pelatih salah satu peserta dari SMPN 1 Situbondo, menyebut ketidakadilan dalam penilaian sangat mencolok dan menyakitkan. Anak didiknya, ANR, harus puas di posisi kedua meski dinilai tampil lebih unggul.

“Ada pelanggaran yang terjadi jelas-jelas di depan juri, tapi tidak ada pengurangan nilai. Justru peserta lawan yang diuntungkan. Ini sangat mencederai keadilan,” tegas Mahfud, Jumat (20/6/2025).

Mahfud bahkan mengungkap dugaan adanya hubungan dekat antara atlet yang dimenangkan dengan pihak panitia. “Kami menduga ada intervensi. Ini bukan hanya soal kalah menang, tapi soal integritas dan marwah olahraga pelajar,” ujarnya.

Puncak kontroversi muncul ketika ketua pertandingan secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada para kontingen. Bagi Mahfud, hal itu semakin memperkuat adanya kejanggalan dalam proses penilaian.

“Permintaan maaf itu seolah mengakui bahwa memang ada yang tidak beres. Kami minta Disdikbud, IPSI, dan panitia O2SN segera mengevaluasi secara serius,” tegasnya.

Menurut Mahfud, kekecewaan ini tidak hanya melukai semangat kompetisi, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis bagi para siswa. ANR, kata dia, merasa perjuangannya tidak dihargai secara layak dan merasa diperlakukan tidak adil.

 “Ini bukan sekadar soal medali, tapi soal kejujuran dalam olahraga. Kalau keadilan tidak ditegakkan, bagaimana anak-anak bisa percaya pada sistem?” katanya dengan nada kecewa.

Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Disdikbud Situbondo terkait laporan dan protes yang dilayangkan sejumlah pihak. Desakan evaluasi dan transparansi penilaian pun kian menguat di tengah masyarakat pendidikan dan olahraga Situbondo. (vya/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow