Israel Memperluas Pasukan dan Mengadopsi Strategi Eskalasi di Konflik Jalur Gaza
Juru bicara militer Israel mengumumkan langkah terbaru negara tersebut dalam konflik di Jalur Gaza pada Minggu (29/10).
Gaza, (afederasi.com) - Juru bicara militer Israel mengumumkan langkah terbaru negara tersebut dalam konflik di Jalur Gaza pada Minggu (29/10). Pasukan Israel kini memperluas aktivitas darat dan cakupan pasukannya di wilayah tersebut, sebagai bagian dari strategi eskalasi bertahap.
"Langkah ini adalah bagian dari tahap-tahap perang sesuai dengan rencana, dan ia tidak menyebutnya sebagai invasi habis-habisan." kata Laksamana Muda Daniel Hagari
Dalam konflik ini, korban dari kedua belah pihak diperkirakan akan meningkat tajam ketika pasukan Israel dan militan Palestina bertempur di daerah-daerah pemukiman yang padat. Pernyataan Hagari mengisyaratkan bahwa Israel menerapkan strategi eskalasi bertahap, alih-alih melakukan serangan besar-besaran dan berlebihan.
Selain konflik di Jalur Gaza, Israel juga menghadapi ketegangan di perbatasan dengan Lebanon, terutama dalam konfrontasi harian dengan Hizbullah di utara. Hagari mengatakan, "Hizbullah terus melawan kami di utara, dan kami membunuh dan melenyapkan semua orang yang bertindak melawan kami."
Perang Israel-Hamas telah memasuki hari ke-23 pada Minggu (29/10). Konflik ini dimulai setelah militan Hamas dari Jalur Gaza menerobos tembok pemisah yang membatasi wilayah Gaza dengan Israel pada 7 Oktober. Serangan tersebut juga mencakup penyerangan festival musik dan komunitas perbatasan Israel, yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan penculikan ratusan warga, termasuk lansia dan warga difabel.
Sebagai respons terhadap serangan tersebut, Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza dan memblokir akses makanan, air bersih, bahan bakar minyak (BBM), serta pasokan lainnya. Israel telah bersumpah untuk memusnahkan kelompok militan Hamas.
Perang Israel-Hamas ini telah mengakibatkan jumlah korban jiwa yang tinggi, dengan lebih dari 8.000 warga Palestina tewas sejak konflik dimulai pada 7 Oktober. Ini termasuk lebih dari 3.300 anak-anak dan lebih dari 2.000 perempuan. Meskipun angka ini berasal dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas, Associated Press belum dapat memverifikasinya secara independen.
Di sisi lain, pejabat Israel menyatakan bahwa serangan Hamas ke wilayah mereka telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, yang umumnya adalah warga sipil. Eskalasi dalam konflik ini juga telah menciptakan tekanan domestik pada pemerintah Israel untuk membebaskan sekitar 230 sandara yang ditangkap oleh Hamas saat serangan awal pada 7 Oktober lalu. (mg-1/mhd)
What's Your Reaction?


