Hardiknas, Guru Honorer Masih Belum Sejahtera
Jember, (afederasi.com) - Refleksi hari pendidikan nasional (Hardiknas) merupakan mementum untuk mengenang jasa pahlawan tanpa tanda jasa di seluruh pelosok Negeri.
Selain untuk mengingat jasa - jasanya dalam mendidik tunas muda penerus harapan bangsa, serta mengheningkan cipta untuk arwah beliau - beliau yang telah mendahului kita.
Selain itu, momentum hari pendidikan nasional juga dimanfaatkan untuk menyuarakan nasib guru honorer. Seperti yang disampaikan, ketua umum forum honorer PGRI Kabupaten Jember, Mulyadi.
"Refleksi hari pendidikan nasional (Hardiknas) tahun 2023. Gegap gempita gendang kemeriahan momentum hari pendidikan nasional tahun ini, masih belum selaras dengan nasibnya ribuan guru honorer di pelosok negeri terutama di kabupaten Jember," kata Mulyadi dalam surat terbukanya, Selasa (02/05/2023).
Menurut Mulyadi, Peluh pengabdian tak diragukan lagi kepada tunas muda penerus bangsa. Yang mana kata Mulyadi, saat ini mereka masih merasakan ketidak adilan, karena menurut nya, diantara mereka masih merasa ditelantarkan dengan berbagai macam kebijakan pemerintah.
"Seperti, wacana penghapusan tenaga honorer, sulitnya proses menjadi ASN, dengan begitu kata Mulyadi, Pemerintah pusat maupun daerah terkesan lembar batu, dan cuci tangan," paparnya.
Bahkan jelas ketua forum honorer PGRI itu, kebijakan ASN PPPK masih ragu dengan status ASN, sebab sifatnya masih perjanjian dengan Pemerintah Daerah.
"Dan masih banyak masalah - masalah lainnya terkait guru saat ini," terangnya.
Seandainya pemerintah pusat turun langsung kelapangan, kata Mulyadi, peran guru honorer tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata.
Oleh karena itu, kami melalui tulisan ini mewakili ribuan guru honorer yang ada di Indonesia, memohon kepada pemerintah pusat dan daerah hargailah jeri payah kami.
"Kami berharap, kepada Pak Jokowi, terutama Mas Menteri Nadim Makarim. Semuanya segera angkat kami menjadi status ASN," pungkas Mulyadi. (gung)
What's Your Reaction?


