Hanya RSUD dr. Iskak yang Memiliki Laboratorium VL HIV di Tulungagung

02 Dec 2022 - 20:02
Hanya RSUD dr. Iskak yang Memiliki Laboratorium VL HIV di Tulungagung
Nampak seorang petugas laboratorium RSUD dr. Iskak Tulungagung saat menggunakan mesin VL HIV (erin/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) - RSUD dr. Iskak Tulungagung merupakan satu- satunya rumah sakit (RS) di Kota Marmer yang memiliki layanan laboratorium viral load (VL) human immunodeficiency virus (HIV).

Laboratorium VL HIV ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak jumlah virus HIV pada darah seseorang. 

"Jadi di Laboratorium VL kami sudah memiliki mesin dan reagen untuk mengetes HIV. Di Tulungagung hanya disini yang memiliki layanan ini," jelas Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinis RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Rendra Bramanthi SpMK(K).

Menurut Rendra, berdasarkan petunjuk dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang bisa memiliki alat dan reagen VL HIV hanya RS tipe A dan tipe B saja. Namun, tidak semua RS bertipe B memiliki layanan ini. 

"Kebetulan RSUD dr. Iskak meski bertipe B sudah dipercaya Kemenkes untuk memiliki alat ini," ujarnya. 

Di RSUD dr. Iskak sendiri telah memiliki 3 alat VL HIV dengan pembagian, 1 alat besar yang maksimal berisi 16 sampel, dan 2 alat lainnya masing- masing berisikan 4 sampel. 

Namun dalam setiap harinya, laboratorium VL HIV ini menerima rata- rata 5 sampel darah yang akan diujikan di mesin VL HIV. 

"Ya tergantung kiriman sampel dari poli seruni, tapi rata- rata perharinya ada 5 sampel, baik itu sampel pasien baru atau pasien follow up," terangnya. 

Selain bekerjasama dengan poli seruni RSUD dr. Iskak, laboratorium VL HIV ini juga sebagai rujukan pengiriman semua sampel hasil voluntary counseling testing (VCT) dari seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang ada di Tulungagung. 

Lebih lanjut Rendra menerangkan, mesin VL HIV ini selain digunakan untuk mengalisis diagnosa jumlah virus HIV yang terdapat dalam darah orang dengan HIV/Aids (ODHA) baru, mesin ini bisa juga digunakan untuk menganalisa perkembangan virus di pasien lama. 

"Jadi pasien lama bisa mengetahui, apakah sesudah terapi, virus HIV nya berjumlah tetap, turun, atau malah naik," jelasnya. 

Tambah Rendra, jumlah virus pada darah  ODHA yang sudah melakukan terapi antiretroviral (ARV) belum tentu selalu turun saat melakukan VCT lanjutan. Biasanya hal ini disebabkan oleh kesalahan cara minum ARV dan ODHA tetap melakukan perilaku yang menyebabkan Aids itu sendiri. 

"Selain rutin minum ARV sesuai petunjuk, pasien juga harus tetap memperhatikan perilakunya agar jumlah virus bisa menurun," tandasnya. (er/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow