Ganjar Pranowo Mendorong Politik Gagasan dalam Persiapan Pilpres 2024
Bakal calon presiden RI, Ganjar Pranowo, dengan tegas menyoroti pentingnya politik gagasan dalam pemilihan presiden 2024.

Jakarta, (afederasi.com) - Bakal calon presiden RI, Ganjar Pranowo, dengan tegas menyoroti pentingnya politik gagasan dalam pemilihan presiden 2024. Dalam sebuah pernyataan, Ganjar mengungkapkan bahwa ia telah mengkomunikasikan gagasan-gagasan politiknya sebagai calon pemimpin masa depan. Ia meyakini bahwa metode-metode yang tidak etis perlu ditinggalkan demi menciptakan lingkungan politik yang lebih sehat.
Sebagai tanggapan terhadap pernyataan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), yang menekankan pentingnya memprioritaskan demokrasi yang berfokus pada pembangunan, Ganjar Pranowo menekankan bahwa gagasan adalah bagian yang tak terpisahkan dalam politik. Dalam kata-katanya, ia menegaskan, "Saya ngomong juga ada gagasan," seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Meskipun Jokowi menggarisbawahi perlunya demokrasi yang mempromosikan pembangunan, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa ia sepakat dengan konsep politik gagasan. Dalam pandangannya, pendapat yang berbeda adalah hal yang wajar dalam politik, namun, gagasan-gagasan konstruktif adalah yang harus diutamakan. Ia menjelaskan, "Ya gapapa, semua orang bisa berkomentar apapun dan tentu lebih suka dengan gagasan. Saya setuju dengan politik gagasan, maka demokrasi mesti kita kumpulkan dalam porsinya sehingga cara-cara yang kira-kira tidak pas ya jangan dipakai."
Ganjar Pranowo juga menyoroti betapa pentingnya untuk menghindari metode-metode yang tidak etis dalam perpolitikan. Menurutnya, tindakan-tindakan yang tidak etis harus dihindari agar Pilpres 2024 bisa berlangsung secara adil. Ia berpendapat, "Sehingga semua punya situasi, semua punya sikap yang sama, punya lapangan yang fair sehingga gagasan-gagasan itu bisa disampaikan dan kita harus jujur."
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menekankan pentingnya menempatkan gagasan di atas perasaan dalam perpolitikan. Dalam pidatonya, ia menyatakan keprihatinannya terhadap tren yang lebih mirip sinetron daripada perdebatan ide. Jokowi menegaskan, "Karena saya melihat akhir-akhir ini, yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya."
Ia menekankan bahwa pertarungan politik seharusnya melibatkan gagasan dan ide-ide yang konstruktif, bukan perasaan belaka. Jokowi mengingatkan bahwa pertarungan perasaan akan menimbulkan kerumitan dan kesulitan bagi semua pihak yang terlibat.(mg-3/mhd)
What's Your Reaction?






