Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting: Jawa Timur Berupaya Capai Target Nasional
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) menggelar Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur di Surabaya.

Surabaya, (afederasi.com) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) menggelar Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur di Surabaya. Kegiatan evaluasi ini penting karena Jawa Timur merupakan salah satu dari 12 provinsi yang menjadi fokus prioritas pendampingan terpadu dalam percepatan penurunan stunting.
Dalam kegiatan evaluasi yang berlangsung secara hybrid ini, berbagai perangkat daerah baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten/Kota di Jawa Timur turut berpartisipasi. Mereka berasal dari Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3Ak), serta perangkat daerah lain yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Jawa Timur.
Mewakili Gubernur Jawa Timur, Kepala DP3AK Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati, membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Liswati menyoroti isu stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh anak akibat kekurangan gizi kronis, yang menyebabkan anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Liswati juga menekankan prestasi penurunan stunting yang signifikan di Jawa Timur, dengan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat nasional.
Selanjutnya, Liswati menggarisbawahi target nasional pada tahun 2024, yakni mencapai penurunan stunting sebesar 14%. Dia juga mencatat beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang perlu lebih berupaya untuk mencapai target tersebut.
Sementara stunting telah menjadi isu nasional, Liswati mengajak semua peserta evaluasi untuk membuka ruang sinergitas dalam usaha percepatan penurunan stunting. Dia mengingatkan bahwa penanganan stunting memerlukan kerja sama lintas sektor, dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah.
Terkait dengan strategi percepatan penurunan stunting, Liswati menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara penta helix, yang melibatkan pemerintah, masyarakat, akademisi, bisnis, dan media. Dia mendorong penggunaan media sosial secara masif untuk program-program penurunan stunting.
Agus Suprapto, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK, menyampaikan perhatian tinggi pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup SDM. Dia menyoroti masa transisi demografi dan pentingnya meningkatkan kualitas SDM untuk mencapai cita-cita Indonesia emas 2045. Agus juga menekankan tiga masalah gizi di Indonesia, termasuk stunting.
Selama beberapa tahun terakhir, semua Kabupaten/Kota di Jawa Timur telah menjadi lokasi fokus penurunan stunting. Agus berharap bahwa kegiatan evaluasi ini akan menghasilkan langkah-langkah strategis untuk mendukung upaya penurunan stunting nasional, khususnya di Jawa Timur. (mg-1/jae)
What's Your Reaction?






