Barang Elektronik Sering Rusak, Warga Bendosari Persoalkan Tower BTS
Tulungagung, (afederasi.com) - Puluhan warga Desa Bendosari geruduk kantor desa, tanyakan nasib tower Base Transceiver Station (BTS) yang berdampak kepada paparan radiasi yang merusak barang elektronik warga.
Atas hal itu, warga melalukan audiensi dengan pihak pengelola. Audiensi dilakukan dikantor desa untuk menanyakan izin sewa, selain itu adanya perpanjangan sewa yang mana perpanjangan tidak melibatkan warga sekitar.
Mediasi cukup alot hingga bejalan kurang lebih dua jam sejak pukul 14.00 WIB, hingga guyuran gerimis baru bubar.
Salah satu warga Desa Bendosari, yang juga terdampak tower, Tatang Adi Wiyono, menjelaskan pendirian tower ini sejak tahun 2001, sesuai perjanjian awal bila sewa lahannya 10 tahun.
Namun perpanjangan sewa hingga kini warga tidak mengetahui, bahkan desa juga katanya tidak tahu ada perpanjangan.
Atas hal ini, warga sempat ditawari tali asih, namun warga menolak dengan dampaknya, pihak pengelola juga mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Namun masyarakat belum menyetujui ketika ditawari tali asih. Hal itu karena tali asih sebesar Rp 20 juta harus dibagi dengan 36 warga yang terdampak tower. Oleh karena itu, warga memberikan waktu seminggu untuk pihak pengelola agar dapat merundingkan dengan atasannya.
Seminggu lagi warga, pemerintah desa dan pengelola tower akan melakukan mediasi lagi. Warga menunggu hasil tali asih bakal bertambah atau berkurang. Bila nantinya nilai tali asih cocok, warga akan menerima tower tersebut berdiri lama.
“Warga cuma kecewa karena perpanjangan tidak diikutkan rundingan, maka dari itu berkumpul ke kantor desa ini,” jelas Tatang, Senin (3/4/2023).
Sementara itu, Sekretaris Desa Bendosari, Agus Purnomo mengatakan bila pihaknya menampung aspirasi warga yang terdampak terhadap pembangunan tower BTS tersebut.
Tower itu tadinya milik telkomsel, namun disewakan kepada mitratel yang ada di Surabaya.
Namun sayangnya, dari pihak tower hadir dua orang perwakilan saja, sehingga ada pertemuan seminggu lagi.
Nantinya semua keluhan warga akan dijawab pihak mitratel dalam kurun waktu seminggu lagi, usai mereka rundingan dengan atasannya.
Pihak pemerintah desa dan warga menunggu jawaban dari pengelola tower dan berharap hasilnya bisa diterima warga hingga tercipta kondisi yang kondusif.
“ Tuntutan warga ini karena pendirian awalnya bukan untuk tower, selain itu dua kali perpanjangan sewa pemilik lahan tidak pernah mengajak warga rundingan. Apalagi ada kerusakan barang elektronik karena radiasi, sehingga warga meminta tali asih yang cocok untuk sepuluh tahun kedepan,” pungkasnya.(riz/dn)
What's Your Reaction?


