Ancaman Defisit Beras 2030, Bupati Tulungagung Desak Dinas Pertanian Genjot Surplus

07 Apr 2025 - 15:05
Ancaman Defisit Beras 2030, Bupati Tulungagung Desak Dinas Pertanian Genjot Surplus
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, saat memimpin panen raya padi bersama jajaran Forkopimda di Desa Sanan, Kecamatan Pakel (humas for afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) – Ancaman defisit beras menghantui Kabupaten Tulungagung pada tahun 2030 jika tren penurunan surplus terus berlanjut. Kekhawatiran itu disampaikan langsung oleh Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, saat memimpin panen raya padi bersama jajaran Forkopimda di Desa Sanan, Kecamatan Pakel, Senin (7/4/2025).

Kegiatan panen raya tersebut merupakan bagian dari panen serentak di 14 provinsi di Indonesia, yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dari Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, surplus beras Tulungagung menunjukkan tren penurunan. Ia pun menekankan perlunya langkah strategis dari Dinas Pertanian untuk membalikkan keadaan.

“Saya minta Kepala Dinas Pertanian segera menyusun strategi untuk meningkatkan kembali surplus beras. Libatkan seluruh elemen pertanian agar masalah ini dapat segera diatasi,” tegasnya.

Ia memperingatkan bahwa status surplus beras saat ini tidak boleh membuat pihak terkait terlena. Jika tidak ditangani dengan serius, bukan tidak mungkin Tulungagung akan mengalami defisit beras di masa depan.

Desa Sanan, lokasi panen raya kali ini, dikenal sebagai salah satu lumbung padi utama di Tulungagung. Pada musim panen ini, luas lahan yang dipanen mencapai 370 hektare, dengan estimasi produksi mendekati 3 ribu ton gabah.

“Hasil panen dari satu hektare mencapai 10,8 ton, ini potensi besar yang harus dijaga,” lanjutnya.

Gatut Sunu menegaskan komitmen Pemkab untuk terus berpihak pada petani. Dukungan itu diwujudkan melalui penyediaan pupuk dan bibit unggul, serta infrastruktur penunjang pertanian.

Menghadapi musim kemarau, Pemkab juga telah mengajukan proposal pembangunan sumur bor (pompanisasi) ke pemerintah pusat. Langkah ini diharapkan mampu menjaga produktivitas lahan pertanian agar tetap bisa panen lebih dari sekali dalam setahun.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Suyanto, mengungkapkan bahwa penyusutan surplus beras juga dipengaruhi oleh alih fungsi lahan.

“Kami terus melakukan sosialisasi agar petani tidak mengalihkan fungsi lahan sawah dan ladang jagung menjadi perikanan, peternakan, maupun perumahan. Jika ini dibiarkan, ketahanan pangan kita akan terganggu,” ujarnya.(dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow