Warga Tuntut Transparansi Pengelolaan Dana Bumdes Desa Patemon
Warga Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengungkapkan keprihatinan terkait keberadaan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) dan aset pemerintah desa.
Jember, (afederasi.com) - Warga Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengungkapkan keprihatinan terkait keberadaan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) dan aset pemerintah desa. Beberapa warga mempertanyakan transparansi dalam pengelolaan BUMDES serta keberadaan inventaris aset desa.
Salah satu warga, Kusmiadi, mengungkapkan bahwa sejak awal pendirian BUMDES, kepala desa kurang transparan dalam pengelolaannya. Ia mengungkapkan bahwa salah satu pengurus BUMDES, yaitu bendahara, tidak berfungsi dengan baik. Meskipun bendahara menerima simbolisasi uang sebesar 75 juta, ia tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Selain itu, Kusmiadi juga menyoroti bahwa anggaran BUMDES Desa Patemon yang mencapai lebih dari seratus juta rupiah hanya menghasilkan satu unit traktor.
Rahman Gunawan, warga Desa Patemon lainnya, juga mempertanyakan keberadaan aset inventaris yang diduga tidak diketahui oleh pihak desa. Beberapa barang seperti sepeda motor Suzuki Shogun tahun 2003, televisi, sound system, dan slide proyektor disebut-sebut sebagai bagian dari aset yang tidak jelas keberadaannya. Rahman berharap agar barang-barang tersebut dikembalikan kepada desa.
Pihak Pemerintah Desa Patemon telah mengambil tindakan dengan memanggil pihak terkait untuk menyelesaikan polemik BUMDES. Ketua BUMDES menjelaskan bahwa pada tahun 2016, BUMDES Desa Patemon menerima bantuan dana sebesar 75 juta rupiah yang digunakan untuk membeli satu unit traktor lengkap dengan gerobaknya. Namun, terdapat kebingungan terkait tambahan modal sebesar 60 juta rupiah pada tahun 2017-2018 yang tidak diketahui oleh pengurus BUMDES.
Sekretaris dan bendahara BUMDES juga mengaku tidak mengetahui tentang modal BUMDES tersebut, kecuali pembelian mesin traktor. Pengurus BUMDES berjanji akan segera mengembalikan mesin traktor tersebut ke desa, tetapi hingga saat ini belum terlaksana.
Terkait dengan aset inventaris Desa Patemon, pihak desa telah melakukan klarifikasi dengan pihak keluarga almarhum kepala desa terdahulu. Meskipun ada beberapa kejelasan terkait keberadaan aset, status sepeda motor Suzuki Shogun masih belum jelas. Desa masih akan melakukan pengecekan lebih lanjut untuk mendapatkan informasi lebih detail.
Pemerintah desa berharap agar semua warga Desa Patemon dapat bersatu dan menciptakan suasana yang aman dan damai. Dengan bersatu, diharapkan Desa Patemon dapat membangun kerukunan, kebersamaan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya.
Sementara itu, Pj. Kades, Desa Patemon Siti Muslihatin menyatakan, pihaknya sudah memanggil pihak-pihak terkait polemik Bumdes.
"Pemerintah desa sudah mengundang Pengurus Bumdes, ketua, sekretaris, dan bendahara Bumdes ke Kantor desa, "ujarnya, Jumat (30/6/2023).
Hasil keterangan dari Ketua bahwa Bumdes Desa Patemon mendapat bantuan dana pada tahun 2016 sebesar 75 juta dan di belikan Traktor 1 Unit dan lengkap dengan gerobaknya.
"Kemudian pada tahun 2017 - 2018 dapat tambahan modal dari anggaran DD sebesar 60 juta tapi pengurus / ketua tidak tahu dengan tambahan modal tersebut," bebernya.
Lebih lanjut, Siti menjelaskan, dan keterangan dari sekretaris dan bendahara justru keduanya sama-sama tidak tau dengan modal Bumdes tersebut.
"Cuma sekretaris tahu dengan pembelian mesin traktor,"sebutnya.
Dan pengurus Bumdes , kata Siti dalam waktu dekat akan mengembalikan mesin traktor tersebut ke desa, tapi sampai sekarang masih belum ada.
"Pihak desa nunggu pengembalian Aset Bumdes oleh pengurus," ucapnya.
Terkait dengan Aset inventaris Desa Patemon, menurut Siti Muslihatin, pihaknya sudah konfirmasi ke istri almarhum.
"Untuk aset inventaris desa, pihak desa sudah klarifikasi sama ahli waris almarhum Kepala Desa," jelasnya.
Menurut Siti Muslihatin, dimana semua aset yang di tanyakan oleh warga masyarakat semuanya ada. Cuma status Sepeda Shogun yang masih belum jelas.
Oleh sebab itu, pihak desa masih mau nanya ke desa lain, karena kata Siti, menurut keterangan istri almarhum sepeda shogun itu sudah diserahkan ke kepala desa. Dan untuk aset desa yang lain sampai saat ini istri Almarhum masih belum mengembalikan Aset tersebut ke desa.
"Kami akan terus menindaklanjuti lagi mengenai pengembalian semua aset yang sudah diklarifikasi,"tegasnya.
Siti Muslihatin berharap, agar semua warga masyarakat Desa Patemon bersatu, dengan begitu kata Siti Muslihatin, Desa Patemon aman dan damai.
"Harapan saya Desa Patemon yang lebih baik lagi, dan semua bisa bersatu, masyarakat menyatu dalam satu tujuan yaitu, Patemon bersatu, sehingga tercipta kerukunan, kebersamaan, dan secara kekelurgaan dalam membangun Des Patemon,"harapnya. (gung)
What's Your Reaction?


