Vietnam Diguncang Skandal Korupsi Terbesar dalam Sejarah, Pengembang Real Estat Ditangkap
Vietnam menghadapi goncangan hebat setelah pihak berwenang menangkap Truong My Lan, ketua pengembang real estat Van Thinh Phat Holdings Group, atas dugaan menggelapkan dana sekitar US$12,4 miliar (191 triliun Rupiah)
Vietnam, (afederasi.com) - Vietnam menghadapi goncangan hebat setelah pihak berwenang menangkap Truong My Lan, ketua pengembang real estat Van Thinh Phat Holdings Group, atas dugaan menggelapkan dana sekitar US$12,4 miliar (191 triliun Rupiah). Skandal ini mencuatkan pertanyaan serius terkait sektor perbankan dan properti Vietnam. "Skandal ini merupakan skandal korupsi terbesar dalam sejarah Asia Tenggara," ungkap Kementerian Keamanan Publik Vietnam seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Kampanye Antikorupsi Vietnam: Terus Berlanjut atau Hanya Rintangan?
Sejak 2016, Partai Komunis Vietnam memulai kampanye antikorupsi yang telah menumbangkan presiden dan beberapa menteri senior pemerintah. Meski demikian, skala skandal terkini membuka pertanyaan tentang efektivitas kampanye tersebut dan keadaan sebenarnya di sektor perbankan dan properti Vietnam.
"Partai Komunis perlu melakukan perlawanan terhadap korupsi dengan lebih cepat dan lebih efisien," kata Nguyen Phu Trong, Sekretaris Jenderal Partai Komunis seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Kementerian Keamanan Publik menuduh Truong My Lan mengoperasikan jaringan luas dengan lebih dari 1.000 anak perusahaan, meminjam uang lebih dari €40 miliar dari Saigon Commercial Bank, dan mengambil sepertiganya melalui perusahaan bayangan. Skandal ini melibatkan 85 orang, termasuk 24 pejabat pemerintah dan rekanan dari Van Thinh Phat Holdings Group dan Saigon Commercial Bank.
"Investigasi terhadap penambangan pasir sedang dilakukan, dan sektor energi terbarukan juga sedang diamati," ungkap Michael Tatarski, seorang jurnalis yang tinggal di Kota Ho Chi Minh seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Nguyen Phu Trong, menyusul pengungkapan skandal terbaru, menyatakan komitmen untuk terus melawan korupsi. Analis mengindikasikan bahwa mantan bos partai di Kota Ho Chi Minh, Le Thanh Hai, dan mantan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung mungkin menjadi target berikutnya dalam upaya antikorupsi.
"Tidak ada keraguan bahwa akan ada lebih banyak skandal dan penangkapan besar yang akan terjadi," kata analis Michael Tatarski seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com.
Skandal ini bukan yang pertama terjadi pada sektor swasta Vietnam. Sejumlah pemimpin perusahaan, termasuk Trinh Van Quyet dari FLC Group, ditangkap sebelumnya atas tuduhan korupsi. Ada kekhawatiran bahwa skala korupsi yang terungkap saat ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi negara tersebut dan mempengaruhi kepercayaan dunia usaha.
"Kepercayaan bisnis mungkin tidak semakin memburuk, atau menimbulkan rasa takut untuk diselidiki," kata Nguyen Khac Giang, peneliti tamu di ISEAS – Yusof Ishak Institute di Singapura seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com. (mg-1/jae)
What's Your Reaction?


