Tepung, Tawa, dan Tradisi: Semangat Kemerdekaan Membuncah di Desa Losari
Jombang, (afederasi.com) - Derai tawa dan semangat kebersamaan merekah di setiap sudut Dusun Rejomulyo, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang. Selasa pagi, 5 Agustus 2025, warga dari berbagai usia berkumpul untuk memperingati 80 tahun kemerdekaan Indonesia dengan cara yang sederhana namun penuh makna: lomba-lomba tradisional yang menggugah semangat kolektif dan warisan budaya lokal yang tak lekang.
Di Desa Losari, perayaan kemerdekaan bukan sekadar seremoni. Dari anak-anak hingga para lansia, semua larut dalam sukacita. Jalanan kampung berubah menjadi arena pesta rakyat—beragam lomba digelar, mulai dari keranjang bola, estafet air, hingga makan kerupuk. Pemandangan khas Agustusan ini kembali hidup, menjadikan Desa Losari sebagai simbol semangat gotong royong yang tetap membara.
Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah lomba estafet tepung. Di tengah terik matahari, peserta di Desa Losari dengan wajah penuh bedak putih berusaha memindahkan tepung menggunakan kertas dari mulut ke mulut. Suasana pecah. "Tertawa bersama, wajah penuh tepung, tapi semuanya tetap semangat," kata Siti Nurlaili, anggota Karang Taruna setempat yang juga terlibat sebagai panitia di Desa Losari.
Kepala Desa Losari, Sutrisno, mengatakan bahwa kegiatan ini telah menjadi agenda tahunan yang dinanti warga. Namun tahun ini, menurutnya, ada sesuatu yang berbeda. "Karena ini peringatan 80 tahun kemerdekaan, semangat masyarakat Desa Losari terasa lebih kuat. Semua elemen, dari anak kecil sampai orang tua, ikut ambil bagian, baik sebagai peserta maupun penonton," ujarnya.
Tak hanya sampai di situ, kemeriahan perayaan kemerdekaan di Desa Losari akan mencapai puncaknya pada 24 Agustus 2025 lewat kegiatan jalan sehat dan penyerahan hadiah untuk para pemenang. Bagi Sutrisno, ini bukan sekadar lomba, tapi ruang untuk mempererat persaudaraan antarwarga Desa Losari sekaligus menanamkan nilai-nilai nasionalisme sejak dini.
Tema peringatan tahun ini, “80 Tahun Merdeka, Semangat Maju Bersama”, tak hanya jadi slogan. Ia menjadi napas yang menghidupkan setiap kegiatan di Desa Losari. Di tengah perubahan zaman dan arus modernisasi, semangat gotong royong serta tradisi merayakan kemerdekaan terus dijaga dan diwariskan. Desa Losari pun menegaskan dirinya bukan hanya bagian dari peta, melainkan juga dari denyut nadi kebangsaan yang hidup. hingga hari ini. (san)
What's Your Reaction?


