Sejarah Perseteruan SBY vs Surya Paloh: Kini Pecah Lagi Usai Anies Membelot

Perseteruan antara Partai NasDem dan Partai Demokrat semakin memanas, menimbulkan gelombang kontroversi di dunia politik Tanah Air.

08 Sep 2023 - 11:09
Sejarah Perseteruan SBY vs Surya Paloh: Kini Pecah Lagi Usai Anies Membelot
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). [ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha]

Jakarta, (afederasi.com) - Perseteruan antara Partai NasDem dan Partai Demokrat semakin memanas, menimbulkan gelombang kontroversi di dunia politik Tanah Air. Konflik ini meletup ketika Partai NasDem dengan tiba-tiba mendeklarasikan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan. Sebelumnya, spekulasi kuat mengarah pada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai calon wakil presiden Anies.

Tentu saja, deklarasi ini menjadi pukulan telak bagi Partai Demokrat, yang merasa telah dikhianati oleh mitra koalisinya, NasDem. AHY dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tegas menyampaikan rasa kecewa dan kemarahan mereka terhadap NasDem. AHY dalam pernyataan persnya pada Senin (4/9/2023) menyebut, "Kami marah dan kecewa bukan karena Ketumnya yang tidak menjadi cawapres, tetapi karena perjuangan Partai Demokrat telah dilukai oleh mereka (NasDem) yang tidak jujur serta telah melanggar komitmen dan persahabatan."

Meskipun begitu, AHY telah mencoba mengajak partainya untuk melangkah maju dan membuka babak baru setelah pengkhianatan yang mereka alami dari NasDem.

Namun, konflik antara NasDem dan Demokrat ternyata bukan yang pertama kali terjadi. Ketegangan antara kedua partai ini sudah muncul sejak masa kepemimpinan SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Bagaimana sejarah ketegangan antara NasDem dan Demokrat terbentuk? Pertentangan ini mulai mencuat ketika Surya Paloh masih bersekutu dengan SBY, terutama saat SBY mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2004.

Pada saat itu, SBY menawarkan Surya Paloh jabatan sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Namun, Paloh diminta untuk membawa dukungan besar dari media-media yang mendukung SBY. Di sisi lain, Paloh juga menaruh syarat kepada SBY untuk melaksanakan program restorasi.

Namun, saat SBY terpilih sebagai Presiden untuk periode 2004-2009, ia tidak mengimplementasikan program yang telah diusulkan oleh Surya Paloh. Ini menjadi titik awal kekecewaan Paloh dan membuatnya menjauh dari Presiden SBY.

Ketegangan mereka kembali mencuat pada Pemilihan Presiden tahun 2009. Saat itu, meskipun masih menjadi bagian dari Partai Golkar, Surya Paloh justru memberikan dukungan penuh kepada pasangan calon Jusuf Kalla dan Wiranto, bukan kepada SBY dan Boediono.

Paloh tetap mempertahankan sikapnya untuk tidak terlibat lebih lanjut dengan SBY, meskipun SBY kembali terpilih sebagai Presiden untuk periode kedua.

Setelah terbentuknya Partai NasDem pada tahun 2011, hubungan antara Surya Paloh dan SBY semakin merenggang. Selama dua periode pemilihan presiden, tahun 2014 dan 2019, Surya Paloh selalu membawa NasDem untuk mendukung Joko Widodo (Jokowi).

Namun, ada periode singkat ketika hubungan SBY dan Paloh membaik pada tahun 2022. Keduanya bahkan melakukan kerjasama dan bertemu di markas NasDem pada tanggal 5 Juni 2022.

Namun, sekarang hubungan tersebut kembali memanas setelah NasDem memutuskan untuk mengangkat Cak Imin sebagai calon wakil presiden Anies, menghadirkan pertikaian baru dalam perseteruan panjang antara SBY dan Surya Paloh.(mg-2/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow