Ratusan Buruh PT PMMP Situbondo Gelar Aksi Protes, Tuntut Gaji dan Pesangon yang Tertunda

23 Oct 2024 - 16:26
Ratusan Buruh PT PMMP Situbondo Gelar Aksi Protes, Tuntut Gaji dan Pesangon yang Tertunda
Ratusan buruh saat membakar ban di depan pabrik PT PMMP Situbondo (alifia rahma/afederasi.com)

Situbondo (afederasi.com) – Ratusan karyawan PT PMMP Situbondo yang tergabung dalam Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) melakukan aksi unjuk rasa di depan pabrik pada Rabu (23/10/2024), menuntut pembayaran gaji dan pesangon yang belum dibayarkan selama beberapa bulan. Aksi ini berlangsung dengan suasana panas ketika para buruh membakar ban bekas dan tumpukan kertas di depan pintu masuk pabrik.

Yusuf Risman Hadi, salah satu peserta aksi, mengungkapkan bahwa dirinya belum menerima gaji sejak Juli 2024, meskipun telah beberapa kali menagih janji dari perusahaan. Menurutnya, berbagai upaya mediasi yang dilakukan tidak membuahkan hasil, sehingga mereka terpaksa turun ke jalan.

"Kami sudah menandatangani surat perjanjian bermaterai tiga kali, tapi tidak ada kejelasan. Kami lelah dengan janji-janji manis perusahaan. Mediasi yang dilakukan pun tidak membawa perubahan," ungkap Yusuf dengan nada kecewa.

Lebih lanjut, Yusuf mempertanyakan nasib potongan gaji yang seharusnya digunakan untuk BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan. Ia menyebut bahwa iuran BPJS-nya telah menunggak sejak Januari hingga Mei 2024, meskipun gajinya telah dipotong untuk pembayaran tersebut.

"Saya sudah mengonfirmasi ke pihak BPJS, dan ternyata tercatat menunggak sejak Januari. Lalu ke mana uang potongan gaji kami jika tidak disetorkan?" tambahnya.

Yusuf menegaskan, jika dalam aksi kali ini tidak ada penyelesaian, para buruh siap melakukan aksi lanjutan dengan mendirikan tenda dan bermalam di depan pabrik. "Kami sepakat untuk melanjutkan aksi jika tuntutan kami tidak dipenuhi. Kami siap menginap di sini hingga hak-hak kami sebagai pekerja dipenuhi," ujarnya.

Di sisi lain, pihak perusahaan yang diwakili oleh Manajer Personalia, Eko, mengakui adanya keterlambatan pembayaran gaji. Eko menjelaskan bahwa kondisi perusahaan saat ini sedang terdampak kebijakan anti-dumping dari beberapa negara yang menghambat ekspor, sehingga mempengaruhi keuangan perusahaan.

"Kondisi keuangan perusahaan memang sedang tertekan akibat hambatan ekspor ini," kata Eko singkat. (vya/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow