Profil Soemitro Djojohadikusumo: Pejuang Kemerdekaan dan Pengaruh di Kehidupan Prabowo Subianto
Sosok yang dikenal sebagai calon presiden, Prabowo Subianto, memiliki latar belakang keluarga yang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya. Sang ayah, mendiang Soemitro Djojohadikusumo, adalah salah satu politikus ternama di Indonesia.
Jakarta, (afederasi.com) - Sosok yang dikenal sebagai calon presiden, Prabowo Subianto, memiliki latar belakang keluarga yang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya. Sang ayah, mendiang Soemitro Djojohadikusumo, adalah salah satu politikus ternama di Indonesia. Kehidupan Prabowo yang tegas dan bijaksana, sebagian besar dipengaruhi oleh pengaruh besar ayahnya, Soemitro.
Kagumnya orang-orang terhadap Soemitro tidak hanya terbatas pada keluarga Prabowo. Presiden Indonesia ketiga, mendiang BJ Habibie, juga pernah mengungkapkan penghargaannya terhadap Soemitro Djojohadikusumo. Dalam sebuah wawancara beberapa tahun lalu, Habibie memberikan pandangan tentang latar belakang keluarga Prabowo yang kaya intelektualitas. "Prabowo itu besar dari keluarga intelektual. Kakeknya adalah banker, ayahnya (Soemitro) juga intelektual karena pakar di dunia ekonomi," kata Habibie, menunjukkan pengakuan terhadap warisan intelektual yang diteruskan oleh Prabowo.
Soemitro Djojohadikusumo adalah salah satu sosok yang berperan besar dalam perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Dikenal sebagai pejuang yang tangguh, Soemitro terus dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Namun, siapakah sebenarnya Soemitro Djojohadikusumo?
Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo adalah salah seorang ekonom paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Sebagai keturunan ningrat Jawa, Soemitro mengejar pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda Rotterdam dan berhasil lulus pada tahun 1937.
Setelah Perang Dunia II, Soemitro kembali ke Indonesia dan memainkan peran penting sebagai delegasi Indonesia dalam organisasi PBB di Amerika Serikat. Selain itu, ia juga aktif dalam mengumpulkan dana untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta menjadi salah satu tokoh dalam Konferensi Meja Bundar sebelum bergabung dengan Partai Sosialis Indonesia.
Soemitro kemudian ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Natsir pada tahun 1950. Hampir dua tahun menjabat sebagai Menteri Perdagangan, ia dipercayakan tugas baru sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo dan Kabinet Burhanuddin Harahap.
Masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan ditandai dengan masuknya berbagai investor asing ke Indonesia dan kerjasama yang kuat dengan pemerintah untuk menggerakkan perekonomian Indonesia. Selain menjadi politikus dan pejabat pemerintahan, Soemitro juga diamanatkan sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soemitro kemudian terlibat dalam Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra. Meski PRRI akhirnya ditumpas, Soemitro tidak kembali ke Tanah Air hingga tahun 1967, ketika situasi pemberontakan di Indonesia telah mereda. Pada tahun 1967, saat Soeharto menjadi presiden, Soemitro diundang kembali ke Indonesia dan diangkat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Pembangunan I pada tahun 1968.
Selama masa jabatannya, Soemitro menerapkan berbagai kebijakan perdagangan, termasuk peraturan ekspor-impor yang lebih ketat. Ia mendorong ekspor besar-besaran agar Indonesia mendapatkan pendapatan bea masuk yang dapat dikelola oleh pemerintah.
Beberapa kebijakan dagang yang diterapkan oleh Soemitro dinilai oleh sebagian orang sebagai terlalu ambisius. Hal ini diperkuat dengan penunjukannya sebagai Menteri Riset dalam Kabinet Pembangunan II pada tahun 1973, yang menimbulkan perdebatan tentang perbedaan prinsip dagang antara Soeharto dan Soemitro.
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai menteri, Soemitro tetap aktif sebagai ekonom dan pemerhati ekonomi di Indonesia. Kritiknya terhadap pemerintahan Soeharto dan keterlibatannya dalam menyuarakan ketidakpuasan selama krisis moneter di Indonesia adalah bukti nyata bahwa Soemitro adalah sosok yang berani dan tegas dalam menjalani perannya di dunia politik dan ekonomi.(mg-2/jae)
What's Your Reaction?


