Operasi Zebra Tulungagung Usai, Satlantas : Mayoritas Pelanggar Aturan Anak di Bawah Umur

01 Dec 2025 - 16:53
Operasi Zebra Tulungagung Usai, Satlantas : Mayoritas Pelanggar Aturan Anak di Bawah Umur
Kasat Lantas Polres Tulungagung, AKP M. Taufik Nabila menyampaikan hasil operasi zebra semeru 2025 (rizky/afederasi.com)

Tulungagung, (afederasi.com) – Operasi Zebra Semeru 2025 yang berlangsung selama 14 hari, mulai 17 hingga 30 November, resmi berakhir. Satlantas Polres Tulungagung mencatat ribuan pelanggar selama operasi, dan mayoritas di antaranya merupakan pengendara di bawah umur yang kedapatan tidak menggunakan helm.

Kasat Lantas Polres Tulungagung, AKP M. Taufik Nabila, menjelaskan bahwa secara administrasi Operasi Zebra Semeru ditutup pada Senin (1/12/2025).

“Operasi berjalan selama dua pekan atau 14 hari,” ujarnya.

Selama operasi, Satlantas Polres Tulungagung melaksanakan berbagai kegiatan preemtif dan preventif, seperti penyuluhan, pembinaan, serta pemasangan banner terkait ketertiban berlalu lintas. Tercatat, total kegiatan yang dilakukan mencapai 20.846 aktivitas.

Untuk penindakan represif, Satlantas Polres Tulungagung melakukan tilang manual maupun melalui E-TLE statis dan mobile. Total pelanggaran yang ditindak secara represif mencapai 10.423 kasus.

“Rinciannya, E-TLE statis sebanyak 3.500 pelanggar, E-TLE mobile 1.618, tilang manual 78 orang, serta 5.226 teguran,” paparnya.

AKP Taufik menegaskan bahwa dari seluruh pelanggaran tersebut, pengendara di bawah umur mendominasi penindakan, terutama terkait pelanggaran tidak menggunakan helm. Kondisi ini dinilai sebagai alarm bagi orang tua maupun sekolah untuk lebih memperhatikan keselamatan berkendara para remaja.

Selain penindakan, angka kecelakaan lalu lintas selama Operasi Zebra Semeru turut menjadi sorotan. Tercatat 23 kejadian, dengan satu korban meninggal dunia dan 47 orang luka-luka. Kecamatan Ngunut dan Kedungwaru menjadi wilayah dengan kejadian tertinggi dan kembali ditetapkan sebagai titik rawan (blackspot).

“Jika dibandingkan dengan tahun 2024 yang mencatat 20 kejadian, untuk jumlah korban meninggal dunia tetap sama, yakni satu orang,” jelasnya.

Meski pelanggar di bawah umur masih mendominasi, Satlantas Polres Tulungagung menyebut telah rutin melakukan edukasi ke sekolah-sekolah. Upaya sosialisasi ini dilakukan setidaknya dua kali dalam seminggu.

“Kami sudah rutin turun ke sekolah-sekolah, namun kesadaran remaja untuk tertib berlalu lintas tetap perlu ditingkatkan,” pungkas AKP Taufik.(riz/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow