Tebu Perhutani Sumbang Produktivitas Tinggi 42 Ton Perhektar
Jombang, (afederasi.com) – KPH Perhutani Jombang masih memiliki pekerjaan panen tebu yang signifikan untuk diselesaikan menjelang akhir tahun 2025. Dari total target luas panen 721 Hektare (Ha), tersisa 90 Ha yang masih dalam proses Tebang Muat Angkut (TMA), setara dengan sekitar 2.000 ton tebu yang harus dipanen.
Meski memasuki masa akhir musim giling, performa produktivitas lahan tebu Perhutani di wilayah ini patut disorot. Rata-rata produktivitas yang dicapai hingga saat ini mencapai 42 ton/Ha, melampaui target yang ditetapkan sebesar 38 ton/Ha.
"Target luas yang wajib diselesaikan hingga Desember 2025 adalah 271 Ha. Saat ini, dari jumlah itu, tersisa 90 Ha yang masih dalam pengerjaan TMA," jelas Administratur Perhutani KPH Jombang, Enny Handhayany,Y.S., Senin(01/12/2025).
Enny mengatakan, musim hujan yang telah tiba disebut sebagai faktor utama pengurang kecepatan panen. Cuaca basah menyebabkan akses jalan ke lokasi hutan menjadi sulit, becek, dan tidak rata. Selain itu, ketersediaan tenaga tebang dan muat juga harus bersaing dengan kegiatan pertanian lain.
Untuk mengatasi tantangan ini, KPH Perhutani Jombang mengimplementasikan sejumlah strategi, yaitu dengan mengerahkan sumber daya tenaga kerja dengan insentif upah yang sedikit lebih tinggi. Memaksimalkan pengerahan armada langsir seperti traktor, truk kecil, ekskavator, dan bahkan ojek motor untuk mengakses lokasi yang sulit. Meski strategi ini membutuhkan biaya tambahan, langkah tersebut diambil untuk memastikan target panen tercapai.
Enny mengatakan pasokan tebu dari lahan Perhutani dinilai sangat berkontribusi dalam memenuhi kapasitas operasional Pabrik Gula (PG) mitra, seperti PG Rejo Agung Baru, Krebet dan PG KTM, hingga musim giling usai.
"Tebu rakyat masih dirasa kurang memenuhi kapasitas pabrik. Keberadaan pasokan dari Perhutani sangat membantu," tambahnya.
Enny menambahkan, Perhutani sendiri tidak menetapkan target produksi gula, melainkan fokus pada target luasan panen dan produktivitas. Untuk tahun 2025, target utama adalah memanen seluas 721 Ha dengan produktivitas 38 ton/Ha.
Kemitraan dengan petani lokal dijalankan dengan model saling menguntungkan. Perhutani bertindak sebagai penyedia lahan, sementara petani sebagai pelaksana kegiatan dari penanaman hingga TMA. Hasil produksi kemudian dibagi sesuai kesepakatan kedua belah pihak setelah dikurangi pembayaran PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) kepada negara.
Dalam hal keberlanjutan, KPH Perhutani Jombang menerapkan sistem agroforestri yang seimbang. Pada setiap petak lahan, komposisi tanamannya adalah 51% untuk tanaman kayu dan 49% untuk tebu. "Implementasi penanaman tanaman kayu sebagai penyeimbang dapat terwujud dengan baik dengan komposisi 51:49. Ini adalah praktik pertanian berkelanjutan yang kami jalankan," pungkasnya.
Dengan sisa target 90 Ha dan produktivitas yang tinggi, panen tebu Perhutani Jombang di akhir tahun 2025 ini diharapkan dapat memberikan kontribusi optimal dalam mendukung pasokan bahan baku gula nasional. (san)
What's Your Reaction?


