Ibu RT Jombang Sulap Limbah Kain Perca Batik Jadi Kerajinan Eksotis, Tembus Pasar Malaysia

10 Dec 2025 - 16:00
Ibu RT Jombang Sulap Limbah Kain Perca Batik Jadi Kerajinan Eksotis, Tembus Pasar Malaysia
Ike Norawati saat menujukan lampu hias dari bahan kain perca di rumahnya Dusun Paculgowang, Desa Jatirejo, Diwek, Jombang, Jawa Timur, Rabu(10/12/2025). (Foto: Santoso/afederasi.com)

Jombang, (afederasi.com) – Kreativitas tanpa batas ditunjukkan oleh Ike Norawati, seorang warga Dusun Paculgowang, Desa Jatirejo, Diwek, Jombang, Jawa Timur. Ia berhasil mengubah limbah kain perca batik yang tak terpakai menjadi berbagai kerajinan tangan bernilai ekonomi tinggi, seperti lampu hias, tudung saji, gelang, dan kalung yang banyak diburu pelanggan hingga ke luar negeri.

Bermodal keahlian menjahit dan melihat banyaknya sisa kain perca batik yang menganggur, Ike tergerak untuk memanfaatkannya. Awalnya, pada 2014, ia hanya membuat bros, lalu berkembang ke aksesoris seperti gelang dan kalung. Kini, karya unggulannya adalah lampu hias kain perca yang memiliki nilai seni tinggi dan bersifat one design one product.

"Sayang kalau dibuang begitu saja. Akhirnya saya manfaatkan jadi bahan pembuatan aksesoris dan perabotan rumah tangga," ujar Ike kepada afederasi.com, Rabu (10/12/2025).

Di tangan terampil Ike beserta dua asistennya, potongan-potongan kain perca bermotif batik yang menumpuk digunting dan direkatkan secara berulang pada sebuah rangka. Proses yang membutuhkan ketelitian tinggi ini menghasilkan lampu tidur yang eksotis, dengan harga paten Rp 300.000 per unit.

Ike, pemilik Afwa Craft ini, menyebut bahwa produknya sangat diminati sebagai cinderamata dan hantaran hari raya, terutama Natal. Selain lampu hias, tudung saji juga menjadi produk andalan yang berhasil dipasarkan hingga ke Malaysia.

"Yang paling diminati akhir tahun ini biasanya peralatan rumah tangga seperti tudung saji. Best seller tahun ini adalah lampu hias. Untuk pesanan Natal banyak sekali yang memesan lampu hias sebagai hantaran," jelasnya.

Meski telah dipasarkan di berbagai kota seperti Jombang, Surabaya, Jakarta, dan Lampung, Ike mengaku masih terkendala pada sistem pengiriman, terutama untuk pasar luar negeri.

Karya Ike tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga mengandung pesan daur ulang dan pelestarian kain batik. Hal ini diakui oleh pelanggannya, seperti Alya yang sengaja datang untuk membeli lampu hias.

"Saya membeli lampu hias di sini karena selain bagus dan unik, harganya juga terjangkau," kata Alya.

Dengan kerja keras dan kreativitasnya, Ike Norawati membuktikan bahwa limbah kain perca bisa disulap menjadi kerajinan bernilai jual tinggi. Usaha mikro ini tidak hanya memberikan tambahan penghasilan, tetapi juga menjadi inspirasi pemberdayaan ekonomi berbasis kearifan lokal dan pelestarian lingkungan.(san)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow