GKJW Menyuarakan Pesan Natal Lewat Pohon Bambu Setinggi 6 Meter
Jombang, (afederasi.com) – Sebuah instalasi natal yang unik dan sarat makna menyambut jemaat di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jalan Adityawarman 54, Kepanjen, Kabupaten Jombang. Alih-alih pohon natal gemerlap dengan ornamen modern, gereja ini memilih kesederhanaan yang dalam: sebuah pohon natal setinggi enam meter yang seluruhnya terbuat dari bambu bekas yang disulap menjadi karya seni penuh simbol.
Saat memasuki ruang ibadah, aroma bambu kering yang khas dan cahaya hangat dari lampu-lampu kecil langsung menyapa. Sebanyak 220 potongan dari 90 batang bambu bekas disusun rapi membentuk menara menjulang. Lampion berbahan alami yang menggantung di sela-selanya menciptakan atmosfer teduh dan kontemplatif, mengajak setiap pengunjung untuk merenung.
Vikar GKJW Jombang, Zefta Bagus Nugroho, menjelaskan bahwa pilihan material bambu adalah sebuah pesan yang disengaja. "Bambu itu sederhana, tetapi akarnya kuat sekali. Ia bisa tumbuh tinggi, tapi tetap lentur. Itu mengingatkan kita pada kerendahan hati," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (10/12/2025).
Menurut Zefta, karakter bambu yang mampu bertahan di berbagai musim sangat selaras dengan teladan Yesus dan keteguhan iman umat, terutama dalam menghadapi "badai" kehidupan. "Lebih dari itu, fakta bahwa bambu yang kami gunakan sebagian besar adalah limbah menjadi simbol kasih Allah yang hadir bagi mereka yang sering diabaikan," tambahnya.
Pembuatan pohon bambu yang memakan waktu 2-3 minggu ini merupakan hasil karya bersama jemaat. Mereka bekerja bergantian memotong, mengukur, dan merangkai setiap bagian. "Dari tangan-tangan itulah, limbah bambu berubah menjadi instalasi yang bukan hanya indah, tetapi juga kaya makna spiritual," tutur Zefta.
Kreasi natal berbahan daur ulang tidak berhenti di situ. GKJW Jombang juga menggelar Festival Pohon Natal yang melibatkan sepuluh kelompok jemaat. Mereka berkompetisi membuat pohon natal dari bahan daur ulang seperti kardus, kain perca, botol plastik, dan ranting kering. "Harapannya, seluruh jemaat bisa merasakan sukacita kebersamaan. Natal itu tentang cinta dan karya bersama," jelas Zefta.
Seluruh rangkaian kegiatan ini mengusung tema Natal nasional tahun 2025 dari PGI dan KWI, 'Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga'. "Gereja ingin mengingatkan bahwa setiap keluarga, baik yang besar maupun kecil, kuat maupun rapuh, adalah bagian dari keluarga besar Kerajaan Allah," pungkas Zefta.
Kini, pohon bambu itu berdiri dengan kokoh dan bersahaja. Sebuah pernyataan visual yang tegas: pesan Natal tentang pembaruan, harapan, dan kekuatan dalam kerendahan hati, bisa mengalir justru dari benda-benda yang kerap dianggap tak berarti.(san).
What's Your Reaction?


