Cuaca Ekstrem Harga Cabai Melonjak Naik
Jombang, (afederasi.com) – Para petani cabai di Jombang menghadapi ujian berat. Cuaca ekstrem memicu serangan hama patek (antraknosa) yang meluluhlantakkan hasil panen, hingga produksi anjlok sampai 50 persen. Namun, di balik musibah itu, ada berkah tersendiri: harga jual cabai di tingkat petani justru melonjak signifikan ke kisaran Rp 51.000 per kilogram.
Fenomena ini terlihat di hamparan cabai seluas satu hektar milik Witono, seorang petani di Dusun Paras, Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, Jombang. Di tengah upaya panen, kerusakan pada tanaman jelas terlihat. Banyak cabai yang mengering dan busuk di pohon akibat ganasnya serangan hama.
“Biasanya sekali panen bisa dapat 6 kuintal cabai merah. Tapi karena terserang hama patek, hasilnya merosot separuhnya, kisaran 3 kuintal sekali panen,” keluh Witono ketika ditemui di ladangnya pada Minggu (30/11/2025).
Witono menjelaskan bahwa cuaca ekstrem dengan peralihan antara hujan lebat dan panas terik menjadi pemicu utama merebaknya hama patek. Untuk mengendalikan serangan ini, ia dan petani lain harus melakukan penyemprotan fungisida secara intensif.
“Biasanya hama yang menyerang cabai cukup banyak. Untuk mencegahnya, kami rutin semprot setiap tiga hari sekali. Ini penting biar tanaman tetap sehat menjelang panen raya,” jelasnya.
Di lahan seluas satu hektar yang ditanami 21.000 batang cabai, Witono mengeluarkan modal tidak sedikit. Total biaya dari tanam hingga panen bisa mencapai Rp 25 juta. Karena itu, ketika harga cabai sedang bagus seperti sekarang, peluang untuk meraup keuntungan yang berlipat pun terbuka.
Perasaan senasib juga diungkapkan oleh Beny Saputro, petani cabai lain di dusun yang sama. Meski hasil panennya tidak sebanyak biasanya akibat cuaca dan hama, ia mengaku bersyukur dengan harga jual yang berlaku saat ini.
“Meskipun cuaca yang tak menentu dan beberapa tanaman rusak, tapi hasil panen masih cukup bagus. Yang paling bikin senang, harga cabai tidak jatuh seperti tahun lalu,” terang Beny.
Beny, yang mengelola 5.000 batang tanaman cabai, menuturkan bahwa dalam sekali panen raya, ia bisa memanen hingga 1,5 kuintal. Dengan modal produksi sekitar Rp 5 juta, ia menyebut sudah mulai menikmati keuntungan.
“Sudah mulai balik modal dan untung, meskipun kendalanya cuaca ekstrem dan ada serangan hama patek,” pungkasnya.
Keberhasilan petani cabai di Jombang dalam menjaga semangat dan produktivitas di tengah terpaan cuaca ekstrem dan serangan hama patut diacungi jempol. Ketangguhan mereka tidak hanya menyelamatkan pendapatan keluarga, tetapi juga turut menopang ketahanan pangan lokal di tengah fluktuasi pasokan yang terjadi.
Kenaikan harga cabai saat ini, meski menjadi beban bagi konsumen, menjadi bukti nyata resiko tinggi yang harus ditanggung petani. Ketika hasil panen melimpah, harga jatuh. Sebaliknya, ketika produksi sulit seperti sekarang, harga pun melambung, menjadi penyeimbang bagi kerugian yang mereka alami. (san)
What's Your Reaction?


