Banyuwangi Mulai Masuki Musim Kemarau, BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi Kekeringan

02 May 2025 - 14:19
Banyuwangi Mulai Masuki Musim Kemarau, BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi Kekeringan
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rahmayani, menjelaskan perubahan pola cuaca ditandai dengan dominasi angin timur (sahroni/afederasi.com)

Banyuwangi, (afederasi.com)– Musim kemarau mulai menyelimuti sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi sejak pertengahan April 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi transisi cuaca ini akan terus meluas hingga mencakup seluruh kecamatan sepanjang Mei.

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rahmayani, menjelaskan bahwa perubahan pola cuaca ditandai dengan dominasi angin timur yang mengindikasikan masuknya monsun Australia. Angin ini membawa massa udara yang kering dan relatif dingin, menjadi penanda peralihan musim dari hujan ke kemarau.

“Sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau sejak dasarian kedua April. Sisanya akan menyusul pada awal hingga pertengahan Mei,” ujarnya, Jumat (2/5/2025).

BMKG memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada periode Juli hingga September 2025. Selama musim ini, intensitas hujan diperkirakan berada pada level bawah normal hingga normal.

Rahmayani juga menambahkan, awal kemarau tahun ini berlangsung lebih awal dari rata-rata normal di lima zona musim (ZOM) di Banyuwangi, sementara satu zona lainnya masih sesuai dengan jadwal.

Menghadapi kondisi cuaca yang lebih panas dan kering, BMKG mengimbau masyarakat untuk melakukan penyesuaian aktivitas sehari-hari, terutama saat siang hari ketika paparan sinar matahari lebih terasa karena minimnya tutupan awan.

“Kami mengingatkan warga untuk menjaga stamina, konsumsi air putih yang cukup, dan menggunakan pelindung seperti topi atau payung saat beraktivitas di luar ruangan,” imbaunya.

BMKG juga merilis daftar wilayah yang telah resmi memasuki musim kemarau sejak dasarian kedua April, di antaranya Kecamatan Banyuwangi, Bangorejo, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Singojuruh, Siliragung, Srono, Muncar, Tegaldlimo, dan Tegalsari.

Sementara itu, Kecamatan Wongsorejo baru mengalami peralihan musim pada dasarian ketiga April. Adapun Kalipuro diperkirakan menyusul awal Mei, disusul oleh Licin, Songgon, Genteng, Glenmore, Kalibaru, dan Sempu pada pertengahan Mei.

Dengan semakin luasnya wilayah terdampak kemarau, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi kekeringan serta dampak ikutan lainnya akibat menurunnya curah hujan selama beberapa bulan ke depan.(ron/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow