Anak di Situbondo Gugat Ayahnya, Ini Alasannya

Situbondo, (afederasi.com) - Noviandari seorang anak di Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, Situbondo, tega menggugat Bambang Purwadi selaku ayah kandungnya sendiri, soal pembagian warisan.
Hal ini dilakukan oleh Noviandari lantaran Bambang Purwadi menikah lagi dengan wanita lain.
Ide Prima selaku kuasa hukum Bambang Purwadi mengatakan, ada empat harta warisan yang menjadi objek gugatan. Yakni dua bidang rumah di Perumahan Paowan Indah, Blok-C Nomor 7 dan Blok-C Nomor 8. Serta uang tunai di Bank Mandiri dan Koperasi Raung senilai kurang lebih Rp157 juta.
"Tadi sudah dimediasi, akan tetapi tidak ada kesepakatan. Sehingga mediasinya itu gagal. Nah anak itu meminta agar diberikan hak nya, tetapi ayahnya tidak mau karena dia masih hidup. Itu rumah satu-satunya," ujarnya.
Ide melanjutkan, kliennya keberatan dengan gugatan tersebut lantaran dirinya masih hidup. Sementara, sang anak terlalu ketakutan jika harta warisan hasil kerja keras ayah dan ibunya tersebut dihabiskan istri siri ayahnya, Anik Indrawati.
"Kalau ayahnya ini sudah meninggal, silakan diambil karena itu hak anak, Itu sempat dimunculkan tadi waktu mediasi. Ini masalah kemanusiaan, saya berharap bisa diselesaikan dengan kekeluargaan," katanya.
Tak hanya itu, Ide juga menambahkan dengan adanya gugatan tersebut, jelas melukai hati kliennya. Gugatan tersebut tidak secara otomatis memberikan warisan kepada Noviandari
"Ini yang tidak diinginkan oleh klien saya. Bapak ini mengira dengan adanya gugatan tersebut dikira mengusirnya dari rumah itu. Padahal ini masih gugatan pembagian warisan. Karena ada pembagian harta bersama dulu. Kemudian warisannya itu baru dibagi. Jadi tidak semua ya, tapi itu masuk dalam pokok perkara," tegasnya.
Sementara itu, Bambang Purwadi mengaku tidak menyangka Noviandari yang meruakan anak kandungnya sendiri tega melakukan hal tersebut. Bambang mengungkapkan, dirinya pernah didatangi Noviandari di rumahnya.
"Saya kecewa dan sakit hati karena perlakuan anak saya. Dia tidak sabar menanti. Kalau menunggu meninggalnya saya kan dia satu-satunya pewaris semua ini, Tapi yang ditanyakan masalah hak waris. Tidak nanya apa saya lapar, kenyang, sakit itu tidak nanya. Apa tidak sakit hati saya bila digitukan," tutupnya.(vya/dn)
What's Your Reaction?






