Layanan PMI Kini Tersedia di Jember, Urus Keberangkatan Kerja Tak Perlu ke Luar Kota

01 Sep 2025 - 22:14
Layanan PMI Kini Tersedia di Jember, Urus Keberangkatan Kerja Tak Perlu ke Luar Kota
Peresmian Layanan Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Mal Pelayanan Publik, Jalan Gajah Mada Kaliwates, Senin (1/9/2025). (Agung/afederasi.com)

Jember, (afederasi.com) – Calon pekerja migran asal Jember kini tidak perlu lagi repot bepergian ke luar kota untuk mengurus keberangkatan kerja ke luar negeri.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember resmi membuka Layanan Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Mal Pelayanan Publik, Jalan Gajah Mada Kaliwates, Senin (1/9/2025).

Bupati Jember, Muhammad Fawait, menegaskan kehadiran layanan ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap warganya.

“Selama ini PMI kita harus ke Malang, Banyuwangi, bahkan Surabaya. Dengan kantor ini, semua urusan bisa selesai di Jember,” ujarnya.

Menurutnya, adanya kantor layanan ini juga menjadi langkah nyata untuk menekan praktik keberangkatan ilegal yang kerap menimbulkan masalah.

“Kita ingin PMI Jember terlindungi dan aman,” tegas Gus Fawait, sapaan akrab Bupati Jember.

Selain pelayanan administrasi, Gus Fawait juga menyebut pemerintah juga akan mempersiapkan calon pekerja migran dengan pelatihan tambahan.

“PMI adalah pahlawan devisa. Maka, selain administrasi, pemerintah akan siapkan bekal kemampuan bahasa dan kompetensi,” imbuhnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri P2MI, Profesor Mochammad Chotib, mengapresiasi langkah Pemkab Jember.

Dia mengungkapkan bahwa Jember termasuk salah satu daerah dengan jumlah keberangkatan PMI yang tinggi di Jawa Timur.

“Jember ini kantong besar, jumlah keberangkatan mencapai 2.400 orang pada 2025. Kalau ditambah yang nonprosedural, jumlahnya bisa lebih banyak. Karena itu, kehadiran layanan di Jember sangat penting,” katanya.

Profesor Chotib juga mengingatkan calon PMI agar berhati-hati terhadap penyalur ilegal.

“Hindari keberangkatan ke Myanmar dan Kamboja, karena pemerintah tidak punya kerja sama resmi dengan dua negara tersebut,” ujarnya.

Dia memaparkan, kebutuhan tenaga kerja Indonesia di luar negeri sebenarnya masih sangat besar, hampir mencapai 2 juta orang, namun kendala bahasa dan perilaku menjadi tantangan yang harus diatasi.

“Upaya Bupati Fawait menyiapkan pelatihan bahasa patut diapresiasi. Dengan layanan ini, harapan kami PMI asal Jember bisa lebih siap dan berangkat secara prosedural,” pungkasnya. (gung)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow