Harga Tomat di Jombang Anjlok, Petani Hanya Raup Untung Tipis saat Panen

15 Aug 2025 - 14:53
Harga Tomat di Jombang Anjlok, Petani Hanya Raup Untung Tipis saat Panen
Muhaimin saat melakukan sortir buah tomat sebelum dipacking dan dijual ke pasar, Jumat (15/08/2025). (foto:Santoso /afederasi.com)

Jombang, (afederasi.com) – Harga tomat di Kabupaten Jombang anjlok drastis sebelumnya sempat harga mencapai Rp 20 ribu, kini harga tomat terjun bebas dalam beberapa pekan terakhir. Di tingkat petani, harga tomat kini hanya berada di kisaran Rp2.000 per kilogram, jauh dari harga ideal yang bisa menutupi biaya produksi. Kondisi ini membuat petani tomat di Jombang hanya meraup untung tipis, bahkan sebagian nyaris merugi.

Penurunan harga ini terjadi saat musim panen yang  berlangsung di Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang. Dimana sekali panen tomat  bisa mencapai  1,2 ton -1,3 ton tomat saat panen dan siap jual ke pasar.

“Harga tomat sekarang jatuh. Minggu kemarin masih Rp4.000 per kilo, sekarang paling tinggi cuma Rp2.000. Padahal sebelumnya bisa Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilo. Sementara biaya pupuk dan obat-obatan mahal. Sekarang untungnya tipis sekali,” ujar Muhaimin, petani asal Desa Glagahan,Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, saat ditemui waktu panen, Jumat (15/8/2025).

Muhaimin menyebut, anjloknya harga tomat dipicu oleh melimpahnya pasokan di pasar akibat panen serentak di berbagai wilayah penghasil tomat di Jawa Timur, termasuk dari Mojokerto, Kediri, dan Malang.

“Banyak daerah sudah mulai panen raya. Karena itu harga di pasar langsung turun. Permintaan tidak sebanding dengan jumlah pasokan,” jelasnya.

Muhaimin menambahkan, untuk menanam tomat di lahan seluas 1.400 meter persegi, ia menghabiskan biaya produksi sekitar Rp12 juta, mulai dari pembibitan, pemupukan, hingga perawatan intensif untuk menangani serangan hama.

Dengan hasil panen sekitar 1,2 hingga 1,3 ton, harga jual yang terlalu rendah jelas menyulitkan petani. Untuk panen kali ini, ia berencana menjual hasilnya ke Pasar Nganjuk, berharap bisa mendapatkan harga sedikit lebih baik.

“Panennya bagus, tapi harganya turun. Hari ini saya jual ke Pasar Nganjuk, mudah-mudahan ada kenaikan harga di sana,” tambahnya.

Selain harga yang tidak stabil, petani juga menghadapi tantangan dari serangan hama, seperti kutu trips dan penyakit kresek. Menurut Muhaimin, perawatan rutin dan penyemprotan harus dilakukan agar tanaman tetap sehat hingga masa panen tiba.

“Perawatannya lumayan berat karena hama selalu datang. Tapi kita harus rutin semprot untuk menjaga tanaman tetap produktif,” pungkasnya. (san)

 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow