32 Tim Ramaikan Turnamen E-Sport Piala Rizki Sadig, Tulungagung Jadi Pusat Adu Strategi Pelajar Jatim

23 Aug 2025 - 15:34
32 Tim Ramaikan Turnamen E-Sport Piala Rizki Sadig, Tulungagung Jadi Pusat Adu Strategi Pelajar Jatim
Turnamen E-Sport Piala Rizki Sadig 2025 yang digelar di GOR Indoor Rejoagung, Kabupaten Tulungagung (deny/afederasi.com)
32 Tim Ramaikan Turnamen E-Sport Piala Rizki Sadig, Tulungagung Jadi Pusat Adu Strategi Pelajar Jatim

Tulungagung, (afederasi.com) – Suasana GOR Indoor Rejoagung, Kabupaten Tulungagung, dipenuhi sorak-sorai dan semangat kompetitif para pelajar. Sebanyak 32 tim E-Sport tingkat SMA dari lima daerah di Jawa Timur ambil bagian dalam Turnamen E-Sport Piala Rizki Sadig 2025, yang berlangsung selama dua hari, 23–24 Agustus.

Turnamen Mobile Legends: Bang-Bang ini menjadi ajang unjuk bakat sekaligus wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan hobi bermain gim ke arah yang lebih positif.

Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Rizki Sadig, yang menggagas kegiatan ini mengaku antusias melihat sambutan pelajar. Ia menyebut, E-Sport bisa menjadi jembatan komunikasi baru dengan anak muda yang akrab dengan dunia digital.

“Anak muda sekarang sulit dipisahkan dari gadget. Maka, perlu diarahkan pada hal yang positif. Lewat E-Sport, mereka bisa belajar sportivitas, kerja sama, strategi, sekaligus berprestasi,” ungkap Rizki.

Ketua panitia, Revol Afkar, menyampaikan antusiasme pelajar begitu tinggi hingga panitia harus menolak beberapa tim karena slot hanya tersedia untuk 32 peserta. Tim yang bertanding berasal dari Tulungagung, Kota dan Kabupaten Kediri, serta Kota dan Kabupaten Blitar.

Sistem pertandingan menggunakan format Match by Match di babak penyisihan, kemudian berlanjut ke format Best of 3 untuk semifinal dan Best of 5 di partai final. “Banyak masukan agar ke depan memakai sistem round table, supaya lebih banyak tim yang bisa ikut,” jelas Revol.

Ketua Umum E-Sport Indonesia (ESI) Tulungagung, **Mochamad Shiva Rosyadi**, menilai potensi atlet E-Sport lokal tak kalah dengan kota besar lain. Bahkan, sebagian pelajar telah menunjukkan kemampuan bersaing di tingkat kompetisi yang lebih tinggi.

“Kalau ada pembinaan serius dari Pemkab, potensi E-Sport Tulungagung bisa berkembang pesat dan melahirkan atlet berprestasi,” ujarnya.

Beberapa sekolah di Tulungagung sudah mulai menjadikan E-Sport sebagai ekstrakurikuler, meski jumlahnya masih minim, yakni hanya di lima SMA dan satu SMP. Kendala utama masih pada pola pikir sebagian pendidik yang belum menerima kehadiran E-Sport, bahkan masih melarang siswa membawa gadget.

“Padahal basis E-Sport memang di gadget. Kalau mindset guru masih menolak, perkembangan E-Sport di sekolah akan terhambat,” tambah Shiva.

Ia berharap dukungan dari pemerintah, sekolah, hingga orang tua semakin menguat. Sebab, menurutnya, E-Sport kini tak lagi dipandang negatif, melainkan sudah menjadi cabang olahraga yang bisa membawa prestasi dan kebanggaan bagi daerah.

“Game bukan lagi sekadar hiburan, tapi sarana meraih prestasi,” pungkasnya.(dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow