Tradisi Petik Laut Panarukan Meriah, Doa Nelayan untuk Keselamatan dan Rezeki Berlimpah

09 Jul 2025 - 13:31
Tradisi Petik Laut Panarukan Meriah, Doa Nelayan untuk Keselamatan dan Rezeki Berlimpah
Kapal bias bermanufer di tengah laut pesisir panarukan Situbondo (alifia rahma/afederasi.com)

Situbondo, (afederasi.com) –Puluhan perahu nelayan yang dihias warna-warni bermanuver di tengah laut, mengelilingi sesaji yang dilarung sebagai bentuk syukur dan harapan keselamatan. Pemandangan ini menjadi bagian dari prosesi sakral Petik Laut, tradisi tahunan yang digelar oleh nelayan pesisir Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Rabu (9/7/2025).

Tradisi Petik Laut bukan sekadar ritual adat, namun menjadi simbol pengharapan akan keberkahan hasil laut dan perlindungan selama melaut. Acara ini berlangsung khidmat sekaligus meriah, diwarnai gotong royong warga, atraksi perahu hias, dan kehadiran ribuan masyarakat yang memadati bibir dermaga.

Wakil Bupati Situbondo, Hj. Ulfiyah, turut hadir dalam kegiatan tersebut dan mengaku kagum atas kekompakan warga dalam menjaga tradisi warisan leluhur ini.

“Ini bentuk kearifan lokal yang luar biasa. Tradisi Petik Laut bukan hanya ritual, tapi juga menguatkan identitas budaya nelayan Situbondo. Perahu yang dihias indah, suasana penuh semangat kebersamaan, dan nilai-nilai spiritual di dalamnya sangat luar biasa,” ujar Wabup yang akrab disapa Mbak Ulfi itu.

Ia juga menyebut bahwa kegiatan ini bukan hanya acara adat, tetapi berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya yang khas dan unik.

“Saya melihat antusiasme warga sangat tinggi. Tradisi ini bahkan menjadi tontonan menarik bagi masyarakat, menciptakan wisata budaya tahunan yang bisa lebih dikembangkan,” tambahnya.

Salah satu nelayan, Marsono, yang perahunya turut dihias dan ikut melarung sesaji, mengungkapkan harapannya agar rejeki hasil laut semakin berlimpah dan para nelayan selalu diberi keselamatan saat melaut.

“Ini wujud rasa syukur kami. Cuaca sekarang sering tak menentu, jadi kami mohon perlindungan agar bisa melaut dengan aman dan membawa hasil yang melimpah,” ucapnya penuh harap.

Tak hanya para nelayan, masyarakat umum pun turut antusias menyaksikan tradisi ini. Tri Astutik, warga Desa Klatakan, rela datang sejak pagi demi mendapat posisi strategis di dermaga.

“Dari jam tujuh saya sudah di sini, biar dapat tempat paling ujung. Perahu-perahu yang dihias itu bagus banget, warna-warni dan ramai. Seru sekali lihatnya,” ungkapnya.

Petik Laut bukan hanya ritual, tapi menjadi cermin harmoni antara manusia dan alam, budaya dan spiritualitas, serta simbol pengharapan yang mendalam dari masyarakat pesisir. Pemerintah daerah pun berharap, tradisi ini terus dijaga, dilestarikan, dan bahkan ditingkatkan nilainya sebagai aset budaya Situbondo.(vya/dn) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow