Sepulang Takziah, Ibu Temukan Anaknya Gandir di Ruang Makan
Tulungagung, (afederasi.com) - ES (21) warga Desa Pulerejo Kecamatan Ngantru, ditemukan tak bernyawa oleh Ibunya dalam kondisi gantung diri di ruang makan. Kejadian itu diketahui oleh orang tua korban sepulang dari takziah di rumah tetangganya pada, Kamis (20/10/2022) pagi.
Diduga korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri (gandir), lantaran depresi atas penyakit yang dideritanya.
Kapolsek Ngantru, AKP Sumaji menjelaskan, kejadian berawal ketika semua anggota keluarga sudah mulai melakukan aktivitasnya, ayah korban pergi bekerja, adik korban berangkat sekolah dan ibu korban takziah ke rumah tetangganya sekitar pukul 09.00 WIB yang hanya berjarak 100 meter dari rumahnya.
"Korban dirumah sendiri," jelas Sumaji, Kamis (20/10/2022).
Sepulang dari takziah, ibu korban masuk kedalam rumah dan betapa kagetnya mendapati anak perempuannya dalam keadaan gantung diri di ruang makan.
Mendapati kondisi itu, ibu korban lantas berteriak meminta pertolongan masyarakat sekitar. Beberapa warga yang mendengar teriakan ibu korban, segera berbondong-bondong menuju rumah korban untuk melihat apa yang terjadi. Ketika masyarakat mengetahui jika korban dalam kondisi gantung diri, mereka lantas menurunkan korban dan melepas ikat tali yang melilit leher korban.
Masyarakat yang menolong sempat memeriksa denyut nadi korban untuk memastikan kondisi korban, namun tidak ditemukan adanya denyut nadi dari tubuh korban, atas hal itu masyarakat segera melaporkan kejadian tersebut ke perangkat desa setempat.
"Perangkat desa meneruskan laporan ke Polsek dan berkoordinasi dengan Puskesmas Ngantru dan Unit Inafis Polres Tulungagung untuk datang ke lokasi," jelasnya.
Setibanya petugas dilokasi, pihaknya lantas segera melakukan pemeriksaan pada jasad korban dan tempat kejadian perkara (TKP).
berdasarkan hasil pemeriksaan, didapati pada leher korban terdapat luka jeratan, hidung korban mengeluarkan darah, kuku membiru dan gigi dalam posisi menggigit, serta pembuluh darah korban yang mengalami pecah, sehingga mengakibatkan pendarahan memalui hidung.
Atas temuan itu, diyakini jika korban meninggal murni akibat kurangnya oksigen, dan pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan darah keluar dari hidung akibat gantung diri.
"Saat petugas tiba itu kondisi mayat korban masih lemas, diduga korban meninggal tidak lama setelah ditemukan," ungkapnya.
Disinggung terkait motif apa yang melatarbelakangi korban untuk nekat mengakhiri hidupnya, Sumaji menjelaskan jika sudah memintai keterangan beberapa saksi mulai dari tetangga hingga keluarga korban.
Dari informasi yang didapat, rupanya korban sudah lama mengidap depresi dan sering berhalusinasi selama tiga sampai empat tahun terakhir. Namun belum lama ini, korban dinyatakan sembuh dari depresinya, akan tetapi pihaknya menduga jika depresinya kembali kambuh hingga membuat korban nekat mengakhiri hidupnya secara gantung diri.
Usai hasil olah TKP dan pemeriksaan dari team medis, pihak keluarga menerima kejadian tersebut sebagai sebuah musibah dan jenazah korban dimakamkan di pemakaman umum setempat.
"Keluarga korban mau menerima kejadian tersebut, dan membuat pernyataan untuk tidak dilakukannya otopsi, dan tidak akan menuntut pihak manapun," pungkasnya.(riz/dn)
What's Your Reaction?