Penyisiran Terganggu Tanaman Liar, Satu Korban Tenggelam di Sungai Bodeng Belum Ditemukan
Tulungagung, (afederasi.com) – Upaya pencarian terhadap satu bocah yang masih hilang akibat terseret arus Sungai Bodeng, Desa Tiudan, Kecamatan Gondang, kembali belum membuahkan hasil hingga Minggu (7/12/2025) sore. Tim SAR gabungan memutuskan menghentikan operasi sementara dan akan mengoptimalkan pencarian kembali pada Senin pagi.
Dantim Operasi SAR Basarnas Trenggalek, Fitra Atmakasanda, menjelaskan bahwa pencarian hari ini dilakukan dengan menurunkan dua perahu karet milik BPBD dan Damkar Tulungagung. Penyisiran dimulai dari titik awal korban tenggelam hingga radius 500–800 meter ke arah hilir.
“Sore ini pencarian kami hentikan sementara. Besok pencarian akan kita optimalkan mulai pukul 07.00 WIB,” ujar Fitra.
Fitra menuturkan bahwa pencarian hari ini menghadapi kendala serius lantaran permukaan sungai banyak rintangan atau obstacle berupa tanaman enceng gondok. Kondisi tersebut membuat manuver tim menjadi terbatas dan mempersulit proses observasi titik-titik cekungan yang dicurigai.
Ia juga menjelaskan kondisi kedalaman sungai yang bervariasi. “Di tepi sungai kedalamannya sekitar 1,5 meter, sementara bagian tengah bisa mencapai 4 meter,” paparnya.
Berdasarkan karakteristik arus sungai, lanjut Fitra, besar kemungkinan korban tidak terseret terlalu jauh dari lokasi awal. “Kalau menurut kami, aliran arus di sini tidak sampai menyeret korban dalam jarak jauh,” ujarnya.
Untuk pencarian lanjutan besok, Basarnas akan memaksimalkan penyisiran di air, namun tetap menurunkan satu kru darat untuk memantau beberapa titik check point yang diduga berpotensi menjadi tempat korban tersangkut.
“Fokus utama tetap di air, tetapi satu kru darat akan kami tempatkan di titik-titik tertentu yang mungkin menjadi lokasi temuan,” tambahnya.
Tragedi itu bermula ketika tiga bocah, yakni Rangga Alifiandra Marcelino (11), Mochamad Fahrurrizal Al Hafish (12), dan saksi Moh. Farhan Dafa (12), berangkat bersama menuju Sungai Bodeng untuk memancing. Sesampainya di sungai, Rangga melihat sebuah pelampung ban dalam yang kemudian mereka gunakan untuk bermain air.
Para bocah tersebut bergantian menaiki pelampung. Namun saat Rangga dan Fahrurrizal naik bersama, pelampung diduga tidak kuat menahan beban hingga terbalik. Keduanya langsung terseret arus sungai, sementara Farhan yang selamat berlari meminta pertolongan warga.
Tim gabungan yang tiba di lokasi berhasil menemukan Rangga dalam kondisi meninggal dunia. Sementara Fahrurrizal hingga kini masih belum ditemukan dan pencarian terus dilakukan oleh Basarnas, BPBD, relawan, dan warga sekitar.(dn)
What's Your Reaction?


