Bupati Lamongan Ajak Komunitas K3 dan HIPA Tekan Penyebaran HIV/AIDS

06 Dec 2025 - 18:31
Bupati Lamongan Ajak Komunitas K3 dan HIPA Tekan Penyebaran HIV/AIDS
Bupati Lamongan Usai Menghadiri Peringatan Hari AIDS. (Iyan Farikh/afederasi.com)

Lamongan, (afederasi.com) - Komunitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Lamongan berkolaborasi dengan Himpunan Pengusaha Penerima Penghargaan HIV/AIDS (HIPA) se-Jawa Timur memperingati Hari AIDS Sedunia di Hall Grand Hotel Mahkota Lamongan, Sabtu sore (5/12/2025).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja dan masyarakat, dengan fokus pada penghilangan stigma serta diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Kegiatan ini melibatkan perusahaan-perusahaan yang telah menerima penghargaan atas kepeduliannya terhadap pencegahan HIV/AIDS. Selain sosialisasi, acara ini juga mencakup program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti pemberian obat-obatan dan edukasi di sekolah serta tempat umum lainnya. Menurut data yang diterima, jumlah ODHA di Lamongan mencapai sekitar 1.779 orang, yang dianggap tinggi mengingat populasi daerah tersebut.

Pengawas Tenaga Kerja Disnakertrans Provinsi Jawa Timur, Nur Aini Sulfiyani, menjelaskan bahwa kegiatan ini cukup efektif dalam mengurangi risiko penyebaran HIV/AIDS di lingkungan kerja. "Kalau di tempat kerja, ini merupakan kegiatan yang efektif. Kenapa efektif? Karena di situ ada poin berkaitan dengan pencegahan di tempat kerja dan penghilangan stigma diskriminasi di tempat kerja. Jadi pekerja dengan ODHA atau ODHIV ya, itu juga masih tetap bisa bekerja, tidak dilakukan diskriminasi, dan tidak dilakukan penyebaran informasi untuk yang terinfeksi," ujarnya.

Sulfiyani menambahkan bahwa upaya pencegahan meliputi sosialisasi, pendampingan, serta penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 68. "Upaya kami melakukan sosialisasi, melakukan pendampingan di tempat kerja. Jadi kami punya SOP atau kita dilengkapi dengan Permenaker. Ada Kepmenaker 68 di situ berkaitan dengan pencegahan HIV/AIDS di tempat kerja," katanya.

Ia juga menekankan bahwa ODHA tidak mendapat perlakuan diskriminatif, namun pekerjaan disesuaikan agar tidak memperburuk kondisi kesehatan. "Jadi kalau untuk pekerja dengan ODHA kan tidak ada stigma diskriminasi. Tetap boleh bekerja, akan tetapi dalam proses bekerja itu ditetapkan jenis pekerjaan," jelas Sulfiyani.

Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyatakan keprihatinan atas tingginya temuan kasus baru HIV/AIDS di Lamongan, yang rata-rata mencapai lebih dari 250 orang per tahun. Untuk itu pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Komunitas K3. Menurutnya. Pemkab Lamongan terus berupaya melakukan sosialisasi agar penularan maupun perkembangan HIV/AIDS tidak terus meluas di Kabupaten Lamongan.

"Ya prihatin temuan baru di setiap tahunnya itu tidak kurang dari 200 orang. Rata-rata di atas 250, 240, ya," ungkapnya.

Yuhronur Efendi menegaskan bahwa upaya ini bertujuan mencegah penularan lebih lanjut dan mempromosikan kehidupan berdampingan dengan ODHA. "Kita harus tergerak untuk bagaimana yang pertama kita mencegah penularan AIDS ini agar tidak terus bertambah dan yang kedua kita bagaimana bisa hidup berdampingan dengan para penderita ODHA, orang dengan HIV/AIDS," tuturnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam menekan angka HIV/AIDS di Lamongan melalui pendekatan kolaboratif antara pemerintah, komunitas, dan dunia usaha. (yan)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow