Anggota DPRD Jatim Gus Iwan: Tayangan yang Lecehkan Pesantren Bisa Pecah Belah Bangsa

16 Oct 2025 - 01:57
Anggota DPRD Jatim Gus Iwan: Tayangan yang Lecehkan Pesantren Bisa Pecah Belah Bangsa
Anggota DPRD Jatim Ahmad Iwan Zunaih saat memberikan sosialisasi kepada pemuda GP Ansor di Aula MWC NU Bungah Gresik .(Fahrudin/afederasi.com)

Gresik, (afederasi.com) – Tayangnya salah satu program televisi swasta nasional yang menampilkan narasi negatif tentang kehidupan di pondok pesantren menuai keprihatinan banyak pihak.

Salah satunya datang dari Anggota DPRD Jawa Timur, Ahmad Iwan Zunaih. Legislator asal Gresik itu menilai tayangan tersebut sangat melukai perasaan masyarakat, terutama kalangan pesantren yang selama ini dikenal sebagai pilar pendidikan moral dan keagamaan di Indonesia.

“Tentu ini sangat mencederai dan kami sangat prihatin,” ujar Gus Iwan, sapaan akrabnya, usai menghadiri acara sosialisasi bersama GP Ansor di Aula MWCNU Bungah, Gresik, Selasa (14/10/2025) malam.

Politikus Partai NasDem tersebut meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bertindak tegas terhadap stasiun televisi yang menayangkan konten bernuansa pelecehan terhadap pesantren. 

Menurut Gus Iwan, tayangan seperti itu bukan hanya menodai nilai-nilai luhur pesantren, tetapi juga berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat.

“KPI harus tegas. Ini bukan sekadar kecerobohan, tapi sudah melecehkan lembaga pendidikan Islam. Jangan sampai hal seperti ini dibiarkan karena bisa memicu perpecahan di masyarakat,” tegasnya.

Gus Iwan menilai, konten yang ditayangkan bukan sekadar kekeliruan teknis, melainkan terdapat indikasi unsur kesengajaan untuk menciptakan sensasi demi mengejar rating dan kepentingan bisnis.

“Kalau dilihat dari narasinya, sepertinya memang dibuat untuk menimbulkan reaksi publik. Mungkin orientasinya mengejar rating atau bisnis, tapi dampak negatifnya terhadap umat dan masyarakat itu yang tidak dipikirkan. Sangat ceroboh,” ungkap Gus Iwan.

Menantu KH Abdul Ghofur, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajad Lamongan itu, menambahkan bahwa meski pihak televisi sudah menyampaikan permintaan maaf, perlu ada evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.

“Pesantren itu benteng moral bangsa. Jangan dijadikan bahan lelucon atau sensasi,” tegas Gus Iwan.

Gus Iwan berharap, seluruh lembaga penyiaran lebih berhati-hati dalam menayangkan konten yang bersentuhan dengan nilai-nilai agama dan lembaga pendidikan Islam. 

"Menjaga kehormatan pesantren sama artinya dengan menjaga keharmonisan bangsa," pungkas Gus Iwan.(frd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow