Wapres Gibran Tinjau Kebun Tebu di Banyuwangi, Dorong Swasembada Gula Lewat Kemitraan Inklusif
Banyuwangi, (afederasi.com) – Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Modernisasi dan Sistem Operasi (MKSO) Kebun Jolondoro, Banyuwangi, yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Kunjungan ini menjadi penegasan komitmen pemerintah dalam mendorong swasembada gula nasional, memperkuat ketahanan energi, serta membangun perekonomian daerah berbasis agribisnis.
Wapres Gibran hadir bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Denaldy M. Mauna, Direktur Utama PT SGN Mahmudi, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Sejumlah tokoh Forkopimda Jatim, perwakilan Himbara, petani mitra, hingga agripreneur muda turut menyambut kedatangan Wapres di kawasan sentra tebu tersebut.
“Pemerintah sangat komitmen untuk mendukung para petani,” ucap Gibran saat berdialog hangat dengan petani di Saung Manis, Kebun Jolondoro. “Tahun depan, Insya Allah hasilnya bisa seperti beras harga stabil, produksi meningkat, dan swasembada pangan bisa kita capai,” imbuhnya penuh optimisme.
Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, melaporkan bahwa peningkatan produktivitas tebu di wilayah Banyuwangi Raya menunjukkan tren positif dan signifikan. Saat ini, Kebun Jolondoro mencapai produktivitas 130 ton per hektar, jauh melampaui rata-rata nasional yang hanya berkisar 70 ton/ha.
“Luas areal kebun saat ini mencapai 12.367 hektar, yang terdiri dari 11.000 hektar milik SGN dan 1.300 hektar milik petani. Dengan capaian ini, kami optimis target nasional 80 ton/ha pada 2027 bukan sekadar impian bahkan saat ini kami sudah di angka 83 ton/ha,” terang Mahmudi.
Khusus di Kebun Jolondoro, produktivitas meningkat tajam dari 69 ton/ha pada 2023 menjadi 97 ton/ha di tahun 2024, dengan target 114 ton/ha pada 2025. Kebun ini menyumbang 35,5% dari total produksi PT SGN di wilayah Banyuwangi.
Kunjungan Wapres Gibran juga dirangkaikan dengan Panen Raya Tebu dan Tanam Perdana Musim Tanam 2025/2026 di lahan seluas hampir 803 hektar. Selain itu, secara simbolis dilakukan penyerahan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis platform Ekosistem Tebu Rakyat (ETERA), serta bantuan benih dan pompa irigasi melalui Program Irigasi Manis (Irmas).
Mahmudi menegaskan, kolaborasi antara perusahaan dan petani menjadi kunci keberhasilan peningkatan produktivitas. “Kami tidak hanya hadir sebagai korporasi, tapi juga sebagai mitra strategis petani. Pendampingan dilakukan secara intensif oleh agripreneur muda, didukung digitalisasi perkebunan dan pelatihan LAKU (Latihan Kerja Usaha),” jelasnya.
Pabrik Gula Glenmore yang berada di bawah naungan PT SGN saat ini juga terus meningkatkan kemitraan dengan petani. Dari total bahan baku tebu (BBT), sebanyak 10% berasal dari petani mitra angka ini naik dari 9,9% pada 2023 menjadi 10,6% di 2024, dan diproyeksikan mencapai 12% di 2025.
Lahan petani mitra tersebar di Banyuwangi dan Jember seluas 1.307,48 hektar, dengan volume produksi mencapai 95.000 ton tebu dan rata-rata produktivitas 72,7 ton/ha.
Direktur Utama PTPN III (Persero), Denaldy M. Mauna, menggarisbawahi bahwa akselerasi swasembada gula membutuhkan sinergi lintas sektor. Ia mengapresiasi dukungan besar dari pemerintah pusat dalam upaya transformasi industri gula nasional.
“Alhamdulillah, dukungan Presiden, Wapres, dan para menteri sangat konkret. Ini menambah optimisme bahwa swasembada gula kristal putih bisa dicapai lebih cepat dari target,” ucap Denaldy.
Kunjungan kerja Wapres Gibran tak hanya menjadi momentum panen raya semata, namun juga simbol konsistensi pemerintah dalam memperkuat hilirisasi sektor tebu, membangun kemitraan agribisnis yang setara, dan memperkokoh pondasi ketahanan pangan nasional.(ron/dn)
What's Your Reaction?


