Pelajar SD di Tulungagung Meninggal Akibat DBD, Dinkes Temukan Sarang Nyamuk di Sekolah dan Rumah

19 Feb 2025 - 18:08
Pelajar SD di Tulungagung Meninggal Akibat DBD, Dinkes Temukan Sarang Nyamuk di Sekolah dan Rumah
Pengecekan sarang nyamuk oleh dinas kesehatan Kabupaten Tulungagung, (ist)

Tulungagung, (afederasi.com) Seorang bocah sekolah dasar (SD) di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, meninggal dunia akibat Dengue Shock Syndrome (DSS) yang dipicu oleh demam berdarah dengue (DBD). Kasus tragis ini terjadi pada Rabu (19/2/2025) dan langsung mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung.

Koordinator Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2PTVZ) Dinkes Tulungagung, Nurul Kusumaningrum, menjelaskan bahwa pihaknya segera melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) guna menelusuri penyebaran kasus DBD di desa tersebut.

"Penyelidikan ini kami lakukan di tiga lokasi, yakni rumah sakit tempat korban dirawat, rumah korban, dan sekolahnya. Tujuannya untuk memastikan sumber penyebaran DBD," ujar Nurul, Rabu (19/2/2025).

Berdasarkan hasil investigasi, korban awalnya mengalami demam pada Senin (10/2/2025). Namun, orang tuanya hanya memberikan obat dari apotek karena mengira demam biasa. Kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit swasta pada Senin (17/2/2025), di mana ia didiagnosis terkena DBD. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong akibat pecahnya pembuluh darah akibat DSS.

Lebih lanjut, tim Dinkes menemukan jentik nyamuk Aedes aegypti di beberapa titik di sekitar rumah dan sekolah korban.

"Jentik nyamuk ditemukan di kamar mandi, pekarangan rumah, hingga rumah-rumah tetangga. Begitu juga di lingkungan sekolahnya, tempat ini menjadi lokasi ideal bagi nyamuk DBD berkembang biak," ungkapnya.

Sebagai langkah pencegahan, Dinkes segera melakukan pengendalian vektor dengan menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air dan akan menjadwalkan fogging di lingkungan rumah serta sekolah korban.

Kasus DBD di Tulungagung sepanjang Februari 2025 sudah mencapai 54 kasus, dengan satu korban meninggal dunia. Oleh karena itu, Dinkes mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Fogging bukan solusi utama. Tanpa PSN, nyamuk tetap bisa berkembang biak. Pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan lingkungan dan menghilangkan tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk," tegasnya.(riz/dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow