Mas Ibin Ubah Bantuan Sosial Jadi Gerakan Produktif 

24 Jun 2025 - 14:10
Mas Ibin Ubah Bantuan Sosial Jadi Gerakan Produktif 
Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin ketika menyerahkan bantuan kepada warga yang sangat membutuhkan. (Anang/afederasi.com) 

Blitar, (afederasi.com) — Di halaman Dinas Sosial Kota Blitar, senin pagi itu bukan hanya tentang seremonial penyerahan bantuan. Lebih dari itu, kehadiran Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin (Mas Ibin) membawa pesan perubahan besar dalam wajah kebijakan sosial pemerintah daerah: dari santunan menjadi pemberdayaan.

Dengan ramah, Mas Ibin menyerahkan bantuan sosial secara simbolis kepada perwakilan dari 304 warga rentan, termasuk penyandang disabilitas, keluarga prasejahtera, mantan pengemis, hingga tunawisma. Namun, di balik deretan sembako dan dana tunai, ia menyampaikan hal yang jauh lebih strategis.

“Ini bukan sekadar santunan! Dana PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) harus jadi modal usaha dan peningkatan kompetensi. Tahun depan, kami akan intensifkan pendampingan UMKM bagi penerima yang serius berwirausaha,” tegasnya.

Mas Ibin juga menekankan pentingnya transparansi dan akurasi data penerima bantuan. Ia menyebut, seluruh daftar penerima telah melalui proses verifikasi kelurahan dan dipublikasikan secara terbuka di balai warga untuk memastikan keadilan distribusi.

Kepala Dinas Sosial Kota Blitar, Sad Sasmintarti, menjelaskan rincian penyaluran bantuan yang menyasar dua skema utama:

231 penerima PKH Plus menerima Rp500 ribu per orang untuk alokasi April–Juni 2025.

73 penerima PPKS, yang mencakup 40 penyandang disabilitas, 5 klaster usaha disabilitas, dan 48 mantan pengemis, menerima bantuan Atensi berupa paket sembako dan nutrisi.

 “Kami akan pantau penggunaan dana ini. Bagi penerima yang mengalihkannya ke usaha produktif, akan kami fasilitasi dalam pelatihan kewirausahaan pada Agustus mendatang,” ungkap Sad.

Langkah ini bukan tanpa arah. Pemkot Blitar melalui APBD 2025 telah mengalokasikan Rp2,8 miliar sebagai dana pendamping UMKM, membuka ruang luas bagi warga penerima bantuan untuk naik kelas menjadi pelaku usaha mandiri.

Mas Ibin menyebut pendekatan ini sebagai bentuk "keadilan produktif", di mana negara hadir bukan hanya untuk memberi, tetapi juga untuk mengangkat derajat warga lewat pemberdayaan berkelanjutan.

“Kami ingin para penerima PPKS ke depan tidak hanya menerima, tetapi bisa menghasilkan. Ketika mereka mandiri, itulah keberhasilan program ini,” katanya.

Acara yang digelar sederhana namun sarat makna ini menunjukkan arah baru kebijakan sosial Kota Blitar: tak lagi sekadar memberi bantuan, tapi menciptakan peluang. Di bawah kepemimpinan Mas Ibin, warga rentan bukan hanya objek kebijakan—mereka adalah subjek perubahan, yang didorong untuk bangkit, mandiri, dan berkontribusi. (adv/ang) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow