Cegah Hoaks dan Ujaran Kebencian, IAIN Tulungagung Gelar Seminar Hadirkan PWI dan Bawaslu Jatim

Narasumber dalam seminar ini termasuk Nur Elya Anggraini dari Divisi Humas dan Hubungan antar Lembaga Bawaslu Provinsi Jawa Timur, serta Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tulungagung, M. Aminun Jabir. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa IAIN Tulungagung.

02 Apr 2019 - 23:41
Cegah Hoaks dan Ujaran Kebencian, IAIN Tulungagung Gelar Seminar Hadirkan PWI dan Bawaslu Jatim

Tulungagung, (afederasi.com) - Seminar hukum tentang peran media dan anak muda dalam menghadapi Pemilu 2019 diselenggarakan oleh IAIN Tulungagung di Gedung Saifudin Zuhri lantai 6 pada Selasa (2/4/2019). Narasumber dalam seminar ini termasuk Nur Elya Anggraini dari Divisi Humas dan Hubungan antar Lembaga Bawaslu Provinsi Jawa Timur, serta Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tulungagung, M. Aminun Jabir. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa IAIN Tulungagung.

Nur Elya Anggaraini dalam paparannya menekankan pentingnya memerangi berita hoaks dan ujaran kebencian yang banyak tersebar di media sosial. Dia mengajak anak muda, terutama generasi milenial yang melek teknologi informasi, untuk bersama-sama melawan hoaks dan ujaran kebencian.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PWI Tulungagung, M. Aminun Jabir, mengungkapkan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menyebut partisipasi mahasiswa dalam pesta demokrasi sangat positif. Jabir juga mengingatkan bahwa media harus mendukung gerakan pemuda dalam menciptakan demokrasi yang berkualitas dan bermartabat. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pelajar, tetapi juga memiliki peran dalam menentukan masa depan pemimpin yang berkualitas dan pro-rakyat.

Jabir menekankan pentingnya media dalam meliput calon presiden dan wakil presiden, calon anggota DPR RI, dan calon legislatif. Dia menegaskan bahwa yang terpenting adalah mengeksplorasi dan memberitakan sesuai dengan kode etik jurnalistik.

Selain itu, Jabir juga menyampaikan wacana pemerintah tentang keterlibatan anak muda, termasuk mahasiswa, dalam panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS) dalam pelaksanaan dan pasca pemilu serentak tahun 2019. Menurutnya, hal ini merupakan terobosan yang positif karena petugas PPS di tingkat desa seharusnya diisi oleh anak muda yang netral. Jabir berpendapat bahwa kehadiran anak muda dalam penyelenggaraan pemilu sangat penting dan perlu diatur dalam undang-undang.

Jabir juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam meminimalisir kecurangan dalam pemilu. Dia mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan kecurangan kepada pihak-pihak terkait, termasuk media, agar pelanggaran tersebut dapat terungkap dan diungkapkan. Jabir berpendapat bahwa kecurangan yang tidak terungkap akan menjadi ancaman bagi demokrasi Indonesia.

Seminar ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara anak muda dan media dalam melawan hoaks dan ujaran kebencian serta menjaga integritas pemilu untuk menciptakan demokrasi yang lebih baik dan bermartabat. (den) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow