Tanaman Obat di Indonesia: Potensi dan Perbedaan Regulasi dengan Obat Tradisional China

Indonesia dikenal memiliki sekitar 17.000 tanaman obat yang memiliki potensi besar sebagai bahan dasar obat herbal untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

03 Nov 2023 - 12:35
Tanaman Obat di Indonesia: Potensi dan Perbedaan Regulasi dengan Obat Tradisional China
Tanaman Obat untuk obat herbal. (Shutterstock)

Jakarta, (afederasi.com) - Indonesia dikenal memiliki sekitar 17.000 tanaman obat yang memiliki potensi besar sebagai bahan dasar obat herbal untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun, ada sebuah fenomena menarik yang mengganjal, yaitu lebih banyak masyarakat yang mempercayai obat tradisional China, meskipun mayoritas obat ini ilegal.

Seorang ahli toksikologi forensik dari Universitas Udayana, Prof. I Made Agus Gelgel Wirasuta, menjelaskan bahwa masalah ini berkaitan dengan kandungan bahan kimia obat (BKO) yang ada dalam obat herbal. Sayangnya, Indonesia, melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melarang praktik ini karena dianggap berbahaya bagi kesehatan.

"Obat China yang masuk ke Indonesia itu saya pernah mengontrol ketika dijual sebagai penurun tensi, mereka mengizinkan kalau di China menambahkan BKO," jelas Prof. Gelgel seperti yang dilansir dari Suara.com media partner afederasi.com,

Ini menyebabkan obat China dengan BKO yang memberikan hasil instan menjadi dipercayai sebagai obat herbal yang efektif untuk berbagai penyakit. Meskipun pada kenyataannya, ini adalah bentuk penipuan karena produsen tidak menjelaskan dengan jelas bahwa obat herbal tersebut mengandung bahan kimia obat, yang seharusnya dihindari.

Regulasi di Indonesia mengharuskan obat herbal 100 persen terbuat dari bahan alami, tanpa kandungan kimia seperti BKO. Hal ini berbeda dari regulasi di China dan India yang masih mengizinkan penggunaan BKO dalam obat herbal. Kualitas obat herbal di Indonesia dijamin sesuai dengan regulasi yang berlaku, yakni 100 persen herbal alami tanpa campuran kimia. Hal ini menjadikan obat herbal Indonesia lebih aman dan minim efek samping, serta bisa digunakan jangka panjang karena terbuat dari bahan alami.

"Coba saya tipu masyarakat, katakanlah obat flu di dalamnya ada dexametason ada parasetamol, nggak beda jauh kita. Oh itu diketahui tradisional dan herbal yang bagus. Kita itu, karena regulasi kita mengatur, kita menjamin kualitas 100 persen sesuai dengan judulnya, jadi alam ya alam," jelasnya.

Dia menekankan pentingnya perbedaan regulasi yang memastikan obat herbal Indonesia lebih alami dan aman.

Dexametason adalah obat kortikosteroid untuk mengobati peradangan, radang sendi, lupus, dan gangguan pernapasan, sementara parasetamol adalah obat analgesik dan antipiretik untuk meredakan sakit kepala dan demam. Kedua obat ini tidak boleh digunakan sembarangan karena dapat menimbulkan efek samping pada tubuh dan harus diresepkan oleh dokter.

Prof. Gelgel juga mengakui bahwa penelitian obat herbal masih terbatas di Indonesia dan belum terstruktur dengan baik, sehingga harga obat-obatan yang sangat dibutuhkan, seperti obat hipertensi dan diabetes, masih mahal karena bergantung pada impor.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mendorong penelitian lebih lanjut tentang obat tradisional. Teknologi seperti Kromatografi Lapis Tipis versi Kinerja Tinggi digunakan untuk menganalisis tanaman obat, mempercepat produksi obat herbal dalam negeri, dan memenuhi tuntutan industri.

Analisis tanaman obat menjadi sangat penting untuk mengetahui kadar bahan aktif di dalamnya. Meskipun Indonesia memiliki banyak tanaman obat, tidak semua mengandung bahan aktif sesuai kebutuhan. Kondisi lingkungan, tanah, dan udara dapat memengaruhi kandungan bahan aktif dalam tanaman obat. Oleh karena itu, profil tanaman obat diperlukan untuk memastikan kualitas dan ketersediaan bahan baku obat herbal yang lebih baik.

"Saat ini yang penting dia sambiloto, pahitan selesai, tapi industri obat herbal tidak bisa seperti itu," tutup Prof. Gelgel.

Penelitian yang lebih mendalam dan teknologi analisis tanaman obat dapat membantu mengembangkan obat herbal yang lebih efektif dan aman bagi masyarakat Indonesia.(mg-2/jae)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow