Wagub Emil Buka Content Creator Festival 2022 di Madiun

10 Dec 2022 - 09:39
Wagub Emil Buka Content Creator Festival 2022 di Madiun
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak (kiri baju putih) saat menerima cindera mata usai membuka acara Content Creator Festival 2022 di di EJSC Bakorwil I, Jalan Jawa Nomor 23 Kota Madiun. (ist)

Madiun, (afederasi.com) - Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, secara resmi membuka rangkaian acara Content Creator Festival 2022 yang digelar selama dua hari dari Jumat hingga Sabtu (9 – 10/12/2022) di EJSC Bakorwil I, Jalan Jawa Nomor 23 Kota Madiun.

Acara Content Creator Festival 2022 ini diinisiasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur (Diskominfo Jatim) berkolaborasi dengan Millenial Job Center (MJC) dan East Java Super Corridor (EJSC). Yang mana bertujuan untuk memberikan inspirasi kepada generasi muda dalam menyalurkan bakat melalui platform digital dan menunjukkan peluang karir bagi kaum milenial sebagai content creator di masa pandemi Covid – 19, serta mendorong produktivitas milenial untuk memanfaatkan teknologi digital dengan bijak.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyampaikan apresiasinya kepada Diskominfo Jatim dan Bakorwil I Madiun yang telah mengadakan acara content creator festival 2022 ini.

“Content Creator Festival ini terus terang adalah ide organik yang muncul dari teman – teman sendiri. Saya datang tahu – tahu sudah jadi dan ini yang saya senang bahwa ternyata awareness di Diskominfo Jatim sudah mulai muncul,”ucapnya.

Mengingat apalagi acara digelar di Madiun, Emil menuturkan Ia merasa senang karena agar semua kegiatan milenial tidak terpusat di Surabaya saja tapi di wilayah lain dalam Provinsi Jawa Timur juga bisa di adakan. 

“Jadi kita ingin juga ada teman – teman dari Trenggalek, Ponorogo, atau Ngawi misalnya, tidak harus jauh – jauh ke Surabaya tapi di wilayah sini pun diadakan. Supaya ada episentrum untuk ekonomi kreatif. Tapi kolaborasi tetap harus jalan, antara pusat dan wilayah,”tutur Emil.

Emil menjelaskan, di kawasan mataraman atau barat dayanya Jawa Timur itu ada sejumlah 13 kabupaten /kota yang didalamnya terdapat total penduduk hampir 10 juta. “Ini adalah jumlah yang besar, maka harusnya pasti ekonomi kreatif juga punya kemandirian. Itu sebabnya kita berjuang habis – habisan gimana caranya ada sistem ekonomi kreatif disini. Saya kira itulah alasan kita mendorong betul ekosistem ini terwujud, makanya ada tempat seperti East Java Super Corridor atau EJSC ini,”jelasnya.

Emil juga menerangkan, dulu jika membuat konten di media pilihannya hanya ada tiga yaitu media cetak, audio visual dan radio. Dan yang membuat konten didalamnya bukan disebut content creator tetapi produser. Seorang produser dalam membuat konten harus profesional serta membutuhkan biaya yang mahal apalagi pada media televisi.

“Tapi sekarang cost of production dalam media, baik itu konten suara seperti podcast maupun konten audio visual itu jauh lebih ekonomis dibanding dulu. Karena era digitalisasi ini, membuat cost-nya menjadi jauh lebih terjangkau, sehingga saat ini semua orang center of universenya terpaku pada gadget handphone,”ujar Emil, sembari mengangkat telepon genggam dan menunjukkan kepada peserta yang hadir.

Emil menilai, content creator ini sudah tidak lagi menjadi urusan production house (PH).

“Dulu ada istilahnya PH, atau production house yang membuat demo – demo dan di tawarkan ke media besar. Tapi sekarang, membuat konten menjadi jauh lebih terjangkau, dari mulai konten sederhana sampai konten yang menggunakan teknik – teknik kompleks. Para talent pun, hari ini juga luar biasa siapapun itu sudah berani go public dengan penampilannya,”tukasnya.

Emil mengatakan, dulu orang menjadi konsumen informasi sekarang masyarakat menjadi produsen informasi. Sekarang, banyak platform – platform media sosial yang memungkinkan pengguna melakukan target pasar minimal berdasarkan umur, lokasi, maupun ketertarikan hobi sehingga memudahkan pengguna untuk menyasar penikmat konten mereka.

“Artinya one message for all sudah berubah, diganti menjadi customize message. Jadi, sesuai dengan segmen masing – masing. Sehingga menyebabkan kebutuhan untuk pembuatan konten semakin banyak, dan mereka meminta cost of production nya semakin rendah. Maka akan dibutuhkan lebih banyak lagi content creator,”kata Emil.

Emil juga menjelaskan, pengusaha dulu memasarkan produknya melalui iklan, tapi sekarang memasarkan melalui konten seperti endorsement.

Emil berharap, dengan acara content creator festival ini bisa membangun sebuah ekosistem bagi generasi muda untuk menciptakan mini production house, khususnya di wilayah mataraman. (dn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow