UMM Dorong Revolusi Branding Politics dan Kemandirian Desa Lewat CoE III

Malang, (afederasi.com) – Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menghadirkan inovasi dalam dunia pendidikan politik dan pemerintahan dengan meluncurkan Center of Excellence (CoE) Angkatan III. Program ini bertujuan mencetak pemimpin yang tidak hanya memahami teori pemerintahan, tetapi juga memiliki keterampilan branding politik untuk membangun desa yang mandiri dan berdaya saing.
Peluncuran CoE ini berlangsung di Hotel Kapal Garden Sengkaling dan dikemas dalam kuliah perdana bertajuk "Branding Politics dan Penguatan Kapasitas Pemerintah untuk Menciptakan Kemandirian Desa". UMM menghadirkan dua tokoh inspiratif sebagai narasumber, yaitu Chusni Mubarok, SH., MM., MH., Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur sekaligus Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Malang, serta Zainuddin Elyzen, aktivis Dialectic Malang dan mantan Koordinator Malang Corruption Watch periode 2014-2016.
Sekretaris Program Studi Ilmu Pemerintahan UMM, Ach Aprianto, menjelaskan bahwa branding politik merupakan elemen penting dalam kepemimpinan desa. "Mahasiswa UMM akan dibekali strategi membangun citra kepemimpinan yang kuat, transparan, dan akuntabel agar dapat menciptakan pemerintahan desa yang lebih mandiri," ujarnya.
Dalam sambutan pembukaan, Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.Si., menegaskan bahwa keberhasilan desa tidak hanya bergantung pada kebijakan, tetapi juga bagaimana kebijakan tersebut dikomunikasikan kepada masyarakat. UMM berupaya mengajarkan mahasiswa tentang komunikasi politik yang efektif bagi kepala desa dan perangkatnya.
Dalam sesi diskusi yang dimoderatori oleh Mohammad Jafar Loilatu, M.IP., Chusni Mubarok menyoroti pentingnya branding politik dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan desa. Menurutnya, pemimpin yang memiliki strategi branding politik yang baik akan lebih mudah mendapatkan dukungan publik. Hal ini sejalan dengan misi UMM dalam menyiapkan calon pemimpin desa yang kompeten.
Sementara itu, Zainuddin Elyzen menekankan bahwa branding politik yang positif harus disertai dengan integritas dan transparansi dalam tata kelola desa. Ia mengingatkan bahwa membangun branding politik tanpa akuntabilitas hanya akan menjadi bumerang bagi pemimpin. Oleh karena itu, UMM berkomitmen untuk memastikan mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki etika kepemimpinan yang kuat.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa dan narasumber. Para peserta dari UMM aktif berdiskusi tentang tantangan yang dihadapi dalam membangun kapasitas pemerintahan desa. Dengan adanya CoE ini, UMM berharap dapat mencetak generasi pemimpin yang mampu mengembangkan desa secara berkelanjutan. (san)
What's Your Reaction?






