Peternak Ikan Cupang di Kediri Tetap Bertahan Andalkan Pasar Luar Jawa

Kediri, (afederasi.com) - Sempat heboh belum lama ini, kini hobi memelihara ikan cupang di usai pandemi Covid-19 perlahan mulai ditinggalkan masyarakat.
Kondisi tersebut terlihat dari menurunnya omzet penjualan pedagang ikan cupang. Salah satunya dialami peternak ikan cupang di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Rofiudin Hafis, peternak ikan cupang asal Desa Wonojoyo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri saat ditemui pihak afederasi.com mengaku hobi masyarakat dalam memelihara ikan cupang secara perlahan tapi pasti mulai ditinggalkan seiring dengan tren ikan cupang di media massa yang menurun.
"Awalnya dulu para artis ramai pelihara ikan cupang dan dilihat di media sosial oleh masyarakat, mulai dari situ pesanan meningkat pesat dan diikuti dengan harganya," ucapnya, Jumat (30/6/2023) pagi.
Dalam seminggu, waktu itu, rata-rata Hafis bisa kirim ikan cupang 5 hingga 10 ribu ekor ikan. Namun selama tren menurun, kini dia hanya kirim 2 hingga 4 ribu ekor dalam sehari.
Di tengah kondisi seperti ini, Rofi mencoba peruntungan dengan mengandalkan media sosial dan pelanggan tetap sebagai terobosan, agar tetap bertahan dalam bisnis penjualan ikan cupang. Selain itu juga memasarkan ikan ke berbagai komunitas pecinta ikan melalui media sosial.
"Kita pasarkan melalui aplikasi tiktok dan Tokopedia serta laman Facebook, alhamdulillah permintaan kebanyakan dari Jambi, Sumatera, Riau, dan Sulawesi Selatan, itu pelanggan tetap dari awal dulu juga ada," tuturnya.
Pria yang telah menggeluti usaha ikan cupang sejak tahun 2014 itu mengaku sempat menjual ikan cupang dengan harga Rp 3 juta per ekor jenis Nemo Copper Gold. Ikan dengan corak emas ini memang sedang booming dikalangan pecinta cupang waktu itu.
"Kalau indukan harga Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta. Sedangkan harga benihnya per 1000 ekornya dijual sebesar Rp 2 juta-an waktu itu," tutur Rofi.
Sekarang, ia mengaku ikan yang banyak dipesan yakni jenis half moon dengan harga anakan Rp 2.500 hingga Rp 5000 per 1000 ekor.
Rofi menyebut, banyak peternak ikan cupang di daerahnya yang kala itu aji mumpung saat ikan cupang melambung tinggi mereka berjualan, namun saat ini karena tak ada pasar tetap, terpaksa kemudian gulung tikar.
Hal samapun ia rasakan kala produksi ikan melimpah namun permintaan menurun. Harga pakan ikan yang tetap merangkak naik ditambah kebutuhan sehari-hari, membuatnya harus memutar otak untuk bisa bertahan.
Berbekal informasi dari salah satu temannya, ia mencoba mengikuti program kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI di wilayahnya. Rofi kemudian meminjam Rp 20 juta untuk permodalan usaha dan kebutuhan produksi.
"Untuk tenor dua tahun. Alhamdulillah sekarang sudah lunas. Untuk omset per bulan sekitar Rp 10 juta," ungkapnya.
Pihaknya kini membuat inovasi bersama tim khusus di wilayahnya untuk pelelangan ikan cupang. Dalam pelelangan tersebut akan menjadi ajang perburuan jenis ikan-ikan cupang yang dinilai langka seperti Nemo Chopper Gold.
Selain itu jenis lain yang juga tak kalah diburu, yakni ikan cupang jenis Iron Man dan Avatar Yellow. Dengan memanfaatkan kanal Youtube untuk promosi sekaligus informasi kepada para pecinta cupang.
"Kalau kami sistemnya bisa bermitra, jadi bagi hasil setelah penjualan, nanti mereka yang merawat sampai laku. Itu juga strategi agar dapat memenuhi permintaan pasar," paparnya. (sya/dn)
What's Your Reaction?






