Pemasifan Pocil dan Getuk Tular Kedisiplinan Siswa di Kota Tape

Bocah cilik beratribut polisi cilik (pocil) menggengam tangan siswa berseragam merah putih di depan SDN Tamanan 1, Senin, 17 April 2023 pagi.

17 Apr 2023 - 10:43
Pemasifan Pocil dan Getuk Tular Kedisiplinan Siswa di Kota Tape
Nampak pocil menyebrangkan siswa SDN Tamanan I Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. (Deni/afederasi.com)

Bondowoso, (afederasi.com) - Bocah cilik beratribut polisi cilik (pocil) menggengam tangan siswa berseragam merah putih di depan SDN Tamanan 1, Senin (17/4/2023) pagi. Jarum pendek jam saat itu berada di pertengahan angka 6 dan 7, sementara bagian panjang menunjuk angka 8.

 

Misel Margareta Prisilia berjalan terdepan, diiringi rantai siswa lainnya menyeberangi jalan di waktu Dhuha. Siswa kelas VI C di SDN Tamanan 1 melindungi teman-temannya, supaya tidak tertabrak kendaraan yang berlalu lalang. Siswa asal Desa Kalianyar, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso itu tidak sendiri.

 

Ada tiga polisi cilik (Pocil) lainnya yang bertugas pagi itu. Misel dan satu pocil lainnya bertugas menyeberangkan siswa yang menunggu di seberang jalan. Dua lainnya bertindak sebagai pengatur lalu lintas untuk menghentikan kendaraan atau memberi sinyal agar melaju pelan. Keduanya ditempatkan di sisi selatan dan timur di pertigaan kawasan alun-alun Kecamatan Tamanan.

 

Tiga Pocil rekan Misel di antaranya Jenyta Maulidatul Jannah, Fahmi Dwi Saputra dan Muhammad Nazril Fahrizal. Jenyta menjadi pocil termuda bertugas pagi itu yang baru menginjak usia 11 tahun. Siswa dari Desa Sumber Kemuning Tengah, Kecamatan Tamanan ini duduk di bangku V B.

 

Sementara Fahmi Dwi Saputra adalah siswa kelas VI B asal Desa Kalianyar serta Muhammad Nazril Fahrizal siswa kelas VI A asal Desa Wonosuko, Kecamatan Tamanan. Selain Jenyta, tiga siswa berseragam polisi versi mini itu berusia 12 tahun. Di Kabupaten Bondowoso ada 22 Pocil yang dibentuk dan seluruhnya berada di SDN Tamanan 1.

 

Riwayat hadirnya puluhan Pocil bermula gegara ajang lomba yang diselenggarakan Polda Jawa Timur sejak tahun 2015 lalu. Program tersebut dilombakan walau sempat terhenti sejenak pada tahun 2019 hingga 2021 sebab pandemi covid-19. Lomba Pocil digelar lagi pada 26 Oktober 2022 lalu di Tunjungan Plaza lantai 12, Kota Surabaya, Jawa Timur. Dari 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur, delegasi Kabupaten Bondowoso merengkuh predikat Jawara.

 

"Awalnya saya takut pas ditunjuk jadi Pocil, tapi setelah latihan rutin sebulan penuh, ternyata saya bisa," ungkap Misel kepada afederasi.com.

 

Pocil dulu memang hanya melombakan praktik baris berbaris dan kekompakan antar siswa. Seiring berjalannya waktu, program itu menyulap karakter siswa menjadi lebih baik. Kepala SDN Tamanan 1 Supriyadi menjelaskan, gemblengan terhadap siswa yang bertugas sebagai Pocil ternyata berdampak pada kedisiplinan siswa di sekolah.

 

"22 Pocil terdiri dari 10 siswa kelas V dan 12 siswa kelas VI," ungkap Supriyadi.

 

Para Pocil merupakan siswa terpilih dari sistem ranking 3 besar di masing-masing kelas setiap Ujian Akhir Semester (UAS) momen kenaikan kelas.

 

"Di SDN Tamanan ada 13 rombel (rombongan belajar). Untuk kelas VI ada A,B dan C. Sementara kelas I sampai V hanya A dan B," sebutnya.

 

Total jumlah siswa di SDN Tamanan 1 sebanyak 342 siswa, dimana rata-rata 13 siswa per rombel.

 

"Kedisiplinan para Pocil ini getuk tular (menular secara alami) kepada siswa lainnya," aku pria asal Kabupaten Banyuwangi ini.

 

Wujud kedisiplinan ketara saat siswa datang ke sekolah tepat waktu, tidak pernah bolos sekolah dan menjaga adab pada tenaga pendidik.

 

"Ketika lomba gerak jalan tahunan se Bondowoso, siswa yang tergabung dalam Pocil juga selalu menyabet juara I," urainya.

 

Para Pocil juga kerap ditunjuk sebagai petugas upacara bendera setiap hari Senin di sekolah.

 

"Dari sini kita bisa ikut andil jika suatu saat nanti mereka menjadi Paskibraka (Pasukan Kibar Bendera Sang Saka) asal Bondowoso untuk Indonesia," tuturnya.

 

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso, Sugiono Eksantoso menekankan jika pendidikan karakter diutamakan dalam pembelajaran.

 

"Pocil adalah salah satu wujud mendidik karakter siswa agar lebih disiplin," katanya.

 

Dispendik Bondowoso menerapkan dua metode pendidikan karakter yakni Hablum Minalllah (hubungan dengan Allah) dan Hablum Minannas (hubungan sesama manusia).

 

"Hablum Minallah dari program literasi Al Qur'an di setiap sekolah se Bondowoso," sebutnya.

 

Sementara wujud Hablum Minannas, Dispendik memasifkan program Pocil.

 

"Mei tahun ini, Pocil akan dilombakan di 23 korwil UPTD Pendidikan se Kabupaten Bondowoso," katanya.

 

Setiap korwil nantinya mengeluarkan 3-5 regu untuk di pertandingkan skala Kabupaten dan diambil 5 regu peringkat teratas.

 

"Tiga Pocil terbaik akan dikirim sebagai peserta lomba di Polda Jatim mewakili Bondowoso pada Juni 2023 nanti," ulasnya.

 

Sugiono bersyukur jika Pocil berdampak pada kedisiplinan siswa serta tumbuhnya kesadaran hukum sejak dini.

 

"Sejak kecil para siswa sudah mulai mengetahui aturan berlalu lintas, dilarangnya penyalahgunaan narkoba sampai edukasi bahwa tindak kriminal apapun pasti merugikan orang lain," terangnya.

 

Dampak jangka panjangnya adalah bagaimana menekan jumlah pelanggaran lalu lintas dan kasus hukum di kabupaten Bondowoso di masa depan.

 

Kapolres Bondowoso AKBP Wimboko pernah merilis jumlah pelanggaran lalu lintas di akhir tahun 2022 lalu.

 

"Tilang pada tahun 2021 sebanyak 3.494 kasus. Angkanya naik di tahun 2022 menjadi 4.930 kasus," sebutnya.

 

Sedangkan kategori teguran berjumlah 6.341 kasus di tahun 2021 lalu pada tahun 2022 melonjak tajam menjadi 18.110 kasus.

 

Pelanggaran lalu lintas selalu menjadi awal terjadinya kecelakaan lalu lintas.

 

Pada periode Januari hingga April 2023, jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Bondowoso sebanyak 164 kejadian.

 

"Dari angka itu, 34 orang meninggal dunia, 254 luka ringan dan 3 orang luka berat," beber AKBP Wimboko melalui siaran pers, Senin, 17 April 2023 siang.

 

Guna menekan laju pelanggaran di setiap satuan, maka diperlukan edukasi sejak usia dini.

 

"Edukasi berlalu lintas yang benar sejak dini perlu kerjasama sejumlah pihak, termasuk kepolisian dengan sekolah," tutur Kasat Lantas Polres Bondowoso, AKP Suryono.

 

Ia menilai jika program Pocil adalah kerjasama kepolisian dengan sekolah yang jitu.

 

"Pocil bisa menjadi PKS (Petugas Keamanan Sekolah) yang mengedukasi temannya terkait bagaimana menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah," ujar perwira asal Kabupaten Tulungagung tersebut.

 

Seiring bakal bertambahnya Pocil di Bondowoso akibat getuk tular, maka budaya disiplin diharapkan memperbaiki karakter siswa di wilayah berjuluk Kota Tape ini. (den)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow