IDAI: Banyak Orang Tua di Aceh Enggan Anaknya Diimunisasi Polio

03 Dec 2022 - 15:17
IDAI: Banyak Orang Tua di Aceh Enggan Anaknya Diimunisasi Polio
Seorang petugas medis memberikan vaksin kepada seorang anak perempuan saat kampanye imunisasi polio di Alun-Alun Kota Sigli di Pidie, Aceh. (ist)

Aceh, (afederasi.com) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan masih banyak para orang tua di Aceh yang enggan anaknya mendapatkan imunisasi polio. Faktor kecemasan hingga keyakinan menjadi alasannya.

Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Raihan, membeberkan sejumlah temuan terkait rendahnya cakupan imunisasi polio di Provinsi Aceh, terutama Kabupaten Pidie.

Rendahnya cakupan tersebut disebabkan oleh keengganan para orang tua di Pidie apabila anaknya mendapatkan imunisasi polio OPV (vaksin polio tetes) dan IPV (vaksin polio suntik) karena sejumlah faktor.

"Kalau untuk oral mereka merasa tidak perlu. Hampir 40 persen orang tuanya merasa tidak perlu, mungkin karena kurang pemahaman terhadap penyakit yang mungkin akan diderita oleh anaknya. Lalu, mereka khawatir anaknya jadi demam," katanya.

Alasan para orang tua enggak anaknya diimunisasi polio juga disebabkan oleh faktor keyakinan dan agama. Bahkan, faktor keyakinan dan agama menempati urutan pertama alasan para orang tua enggan anaknya diimunisasi. Padahal rendahnya cakupan imunisasi menjadi sebuah ancaman untuk mempertahankan status bebas polio.

"Masih ada yang kurang paham sampai untuk Polio tetes saja mereka takut," ungkap Raihan.

Raihan menjelaskan, para orang tua di Pidie menilai bahwa imunisasi polio suntik akan membuat anaknya mengalami demam. Lalu, mereka juga menganggap bahwa imunisasi tersebut tidak perlu dilakukan.

"Pada saat kasus polio kemarin terjadi, kami melakukan survei Dinas Kesehatan Pidie dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) di sana pada November 2022. Dari 26 rumah ada 33 anak yang berusia 0-59 bulan. Dan 49 anak yang kurang dari 15 tahun. Hanya delapan anak yang mendapatkan polio tetes. Sedangkan untuk polio suntik tidak ada satu pun anak. Alasannya kenapa? Takut efek samping paling banyak," jelasnya.

Kurangnya pemahaman para orang tua terkait imunisasi polio, membuat cakupan imunisasi di Aceh dalam kurun waktu empat tahun terakhir jauh dari target yang telah ditetapkan.

"Itu artinya cakupannya di bawah 60 persen bahkan di tahun 2022 semua kabupaten tidak mencapai target. Kalau lihat (imunisasi) tetes polio mulai satu sampai empat, maka penurunannya sangat signifikan. Pada tahun ini imunisasi suntikan maupun oral penurunannya sangat tajam. Apalagi kalau kita lihat di Pidie, mulai tahun 2018-2022 cakupannya tidak pernah sampai 30 persen. Jadi anak-anak di Pidie memang sedikit (diimunisasi)," ungkap Raihan. (ans)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow