Cakupan Vaksinasi Covid Rendah, Ini Rekomendasi IDI

27 Jan 2023 - 07:39
Cakupan Vaksinasi Covid Rendah, Ini Rekomendasi IDI
Seorang nakes memberikan suntikan booster vaksin Covid-19 Pfizer kepada seorang pria di pusat vaksinasi di Jakarta. (ilustrasi)

Jakarta, (afederasi.com) - Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan, menyoroti cakupan vaksinasi booster Covid-19 kesatu dan kedua yang masih rendah.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 25 Januari 2023, tingkat booster pertama baru mencapai 29,5 persen (69,2 juta dosis) sementara booster kedua 5,39 persen (1,2 juta dosis).

Padahal, pemerintah telah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia per 30 Desember 2022.

Memperhitungkan situasi itu, IDI merekomendasikan agar pemerintah dan masyarakat bersama-sama untuk meningkatkan cakupan booster satu dan dua supaya perlindungan masyarakat dari Covid-19 semakin kuat.

"Segala kebijakan itu harus dilakukan bersama-sama dan mengajak masyarakat untuk mencapai keberhasilan," ujar Erlina.

Erlina juga mengingatkan bahwa pekembangan kasus Covid-19 terkadang tidak terduga. Ia mencontohkan China dan Jepang yang kembali terdampak Covid-19 setelah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial.

Di China sebanyak 60 ribu warga meninggal akibat Covid-19 karena pelonggaran. Sementara itu, Jepang menjadi negara dengan kasus terkonfirmasi Covid-19 terbanyak per harinya selama satu pekan pada akhir Desember 2022.

"Virusnya selalu berubah atau bermutasi yang menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara seperti China, Jepang, Brasil, Jerman, dan Korea Selatan," tambahnya.

Selain booster, Erlina juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, termasuk ketika berinteraksi dengan pendatang dari negara dengan kasus yang tinggi. (mhd)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow