Banyuwangi Hijau Inisiatif Pengelolaan Sampah Sirkuler yang Berkelanjutan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus mengembangkan program dalam penanganan dan pengelolaan sampah.

18 Sep 2023 - 10:39
 0
Banyuwangi Hijau Inisiatif Pengelolaan Sampah Sirkuler yang Berkelanjutan
Prosesi foto bersama dalam peresmian Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Balak di Kecamatan Songgon, Banyuwangi (humas DLH)
Banyuwangi Hijau Inisiatif Pengelolaan Sampah Sirkuler yang Berkelanjutan

Banyuwangi, (afederasi.com) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus mengembangkan program dalam penanganan dan pengelolaan sampah. 

Komitmen tersebut dibuktikan dengan diresmikan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Balak di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (18/9/2023).

TPS Balak yang berdiri kokoh diatas lahan seluas 1,5 hektar, dengan kemampuan mengelola sampah sebanyak 84 ton setiap hari adalah bentuk keseriusan dalam pengembangan program Banyuwangi Hijau sebagai misi program Banyuwangi Rebound guna mendorong pemulihan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. 

Kapasitas layanan TPS Balak yang baru diresmikan tersebut, diharapkan mampu melayani kebutuhan pengolahan sampah di enam kecamatan sekitar.

Tidak hanya itu saja, TPS Balak yang dilengkapi dengan teknologi pengolahan sampah seperti, conveyor belt, baler, peralatan komposting dan kendaraan pengangkut sampah, sangat efisien dalam mengolah sampah organik dan non-organik dari sekitar 250 ribu penduduk atau 55491 rumah. 

“Banyak dampak positif yang dirasakan dari adanya Program Banyuwangi Hijau, diantaranya pengurangan pencemaran, pelestarian lingkungan, pemanfaatan energi, dan pemberdayaan masyarakat," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat meresmikan TPS Balak.

Program Banyuwangi Hijau yang didukung oleh sejumlah mitra, antara lain Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Norwegian Ministry of Foreign Affairs, USAID CCBO, Borealis, Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G), Borouge, Accenture Foundation, dan Systemiq, mendorong penerapan sistem pengolahan sampah yang terintegrasi serta meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan.

"Jadikan kesadaran menjaga lingkungan sebagai budaya. Mari semuanya berkomitmen untuk menjadikan Banyuwangi yang lebih bersih, sehat dan lestari," terang Bupati Ipuk.

Ditempat yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti mengapresiasi program Banyuwangi Hijau. Pihaknya, akan terus mengupayakan terobosan baru agar tercipta Indonesia bersih.

"Saya sangat mengapresiasi program Banyuwangi Hijau, program baik ini bisa menjadi pembelajaran yang dapat direplikasi oleh daerah lain," ungkapnya.

Nani menjelaskan, pembangunan persampahan, tidak akan berkelanjutan apabila tidak ada peran dari pemerintah, pendanaan, dan peran serta masyarakat. Dengan berdirinya TPS Balak ini, bisa menyentuh perilaku masyarakat agar mau berubah guna pelestarian dan menjaga lingkungan agar tetap bersih.

"Kami akan terus mengupayakan terobosan lain seperti Banyuwangi Hijau agar dapat tercipta indonesia yang bersih," jelasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani menambahkan, program Banyuwangi Hijau telah melibatkan setidaknya 800 pendorong perubahan dari kelompok masyarakat, pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademia, dan organisasi masyarakat. 

Pendorong perubahan ini akan terus bertambah dan bergerak. Melalui kolaborasi, edukasi, dan infrastruktur yang tepat, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

TPS Balak menjawab penanganan sampah Banyuwangi, baik sampah organik dan anorganik. Dimana sampah organik akan diolah, sedangkan sampah anorganik akan dipilah dan diteruskan ke industri daur ulang. 

"Kita mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Norwegia, Borealis, PT. Systemiq dan Kemenkomarves, yang telah membantu terbangunnya TPS Balak," kata Yani, sapaan akrab Dwi Handayani. 

Program Banyuwangi Hijau, lanjut Yani, adalah inisiatif pengembangan pengelolaan sampah berkelanjutan. Inisiatif ini menggabungkan model pengelolaan sampah perkotaan dengan pengelolaan sampah sirkuler dengan menyediakan solusi daur ulang yang dapat meningkatkan nilai ekonomi sampah. Untuk itu diharapkan kerjasama, kolaborasi semua pihak agar menciptakan Banyuwangi yang lebih bersih, sehat, tertata dan lestari.

"Kami mengharap kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik dari rumah, mengurangi volume sampah dan tidak membuang sampah sembarangan," pungkasnya. (ron)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow